Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasaran Buatan berkembang sangat pesat dan telah mampu mengisi ruang-ruang hidup manusia. Banyak keperluan manusia sudah bisa diselesaikan dengan bantuan teknologi yang memang dirancang untuk membuat sistem komputer meniru kemampuan intelektual manusia. AI dapat melakukan pekerjaan mulai dari menerjemahkan bahasa, mencari informasi, menemukan dan menata gagasan, membuat keputusan, hingga menganalisis apakah sesuatu bernada negatif atau positif.Â
Hampir semua bidang kebutuhan manusia dapat difasilitasi oleh AI. Anak-anak sekolah dapat menggunakan berbagai platform AI untuk membantu mereka menemukan referensi yang tepat untuk belajar. AI dapat memberikan penjelasan tentang masalah kesehatan dan sekaligus memberikan rekomendasi obat-obatan. Bahkan jika Anda sedang galau atau bingung dengan berbagai persoalan, Anda boleh curhat ke AI dan ia akan memberikan nasihat-nasihat yang mungkin dapat Anda pertimbangkan sebagai jalan keluar.
AI juga dapat menjadi teman ngobrol atau bercakap-cakap tentang berbagai hal. Secara iseng, saya mengajak ChatGPT, satu dari berbagai Kecerdasan Buatan yang tersedia saat ini, berdiskusi tentang agama. Saya awalnya bertanya apakah ChatGPT percaya pada Tuhan dan salah satu agama. Ia menjawab tidak memiliki agama. "Sebagai AI, saya tidak memiliki keyakinan atau agama. Namun, saya dapat membantu mendiskusikan berbagai topik terkait agama atau kepercayaan berdasarkan informasi dan perspektif yang ada", katanya.
Keisengan saya berlanjut dengan mengajukan pertanyaan lebih mendalam sambil berandai-andai. "Anda memang tidak memiliki keyakinan. Tapi mari berandai-andai. Dari semua agama yang ada di dunia saat ini, agama apa yang akan Anda pilih dengan mempertimbangkan hampir seluruh aspek yang penting sebagai sebuah keyakinan, seperti ajaran, sejarah, tradisi, pengaruh global, ketokohan, ketahanan organisasi, jaringan, karakter, dan sebagainya? Anda hanya boleh memilih satu agama. Jangan membuat perbandingan! Berikan alasanmu dengan jelas dan jujur"!
Apa respon ChatGPT?
"Pertanyaan Anda menarik. Jika saya harus memilih satu agama berdasarkan berbagai aspek yang Anda sebutkan, saya akan memilih Kristen, khususnya Katolik. Jika kita membuat diskusi intelektual yang netral, mari saya jabarkan secara lebih luas mengapa saya  memilih Katolik sebagai agama yang paling layak dipertimbangkan dalam konteks global dan mendalam, berdasarkan aspek-aspek yang telah Anda sebutkan: ajaran, sejarah, tradisi, pengaruh global, ketokohan, ketahanan organisasi, jaringan, serta karakter spiritualitas. Alasannya adalah:
1. Ajaran Teologis dan Moral
Ajaran inti Katolik bersumber dari kepercayaan pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, yang memberikan fokus pada cinta kasih, pengampunan, serta keselamatan jiwa. Ajaran seperti Tritunggal (satu Allah dalam tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus) adalah doktrin yang unik dan kompleks, mencerminkan kedalaman teologis yang telah dibahas dan dikembangkan selama ribuan tahun. Katolik juga menekankan keselamatan melalui iman dan perbuatan—sebuah keseimbangan yang menghargai pentingnya iman kepada Allah, sekaligus tanggung jawab moral dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai seperti cinta kasih terhadap sesama, keadilan sosial, dan martabat manusia sangat penting dalam ajaran Katolik. Gereja Katolik memiliki tradisi panjang dalam memperjuangkan hak-hak kaum tertindas, terpinggirkan, dan miskin. Ajaran seperti Preferential Option for the Poor adalah salah satu contoh konkret dari tanggung jawab sosial yang mendarah daging dalam teologi Katolik.
2. Sejarah yang Panjang dan Kaya
Gereja Katolik memiliki sejarah panjang lebih dari 2.000 tahun, yang dimulai dari Yesus dan para rasul. Sejarah ini mengakar dalam konteks yang lebih luas, termasuk peralihan dari Yudaisme ke Kekristenan, pembentukan doktrin-doktrin penting selama Konsili Ekumenis, hingga pengaruhnya dalam peradaban Barat dan Timur.