Mohon tunggu...
Bimbi Pradana
Bimbi Pradana Mohon Tunggu... Freelancer - go work or go home

mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Menjerat, UMKM Semakin Kuat

2 Januari 2022   12:22 Diperbarui: 2 Januari 2022   12:57 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha Mikro kecil menengah menjadi salah satu terobosan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 untuk mencapai kesejahteraan hidup yang memadai. UMKM menjadi penopang perekonomian Indonesia, karena membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat. Kemandirian masyarakat seperti para pelaku bisnis UMKM ini diharapakan akan mampu mengurangi angka pengangguran jika melihat fakta lapangan pekerjaan yang semakin terbatas dengan jumlah tenaga kerja yang di PHK akibat dampak pandemi Covid19 terus bertambah. Berbagai jenis produk yang dihasilkan para pelaku bisnis UMKM harus memiliki kualitas. Hal ini dikarenakan keinginan mereka untuk mampu bersaing di pasar. Sekalipun para pelaku bisnis tersebut bertaraf UMKM tetapi mereka mempertimbangkan aspek mutu dan kualitas sebelum barang yang mereka hasilkan akan dipasarkan. Kondisi persaingan pasar yang kompetitif menjadi aspek yang tidak lepas dari perhatian, mereka harus saling bersaing untuk mampu menjadi yang diminati pasar, belum lagi harus bersaing dengan perusahaan besar.

Seperti yang di lakukan oleh pelaku UMKM di Dusun Ngopak, Desa Arjosar, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, yaitu buk ci. Meskipun sudah memulai usaha susu kedelainya sejak 5 tahun yang lalu, buk ci merasa usahanya tersebut berjalan di tempat, terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 semakin memperburuk penjualan susu kedelainya. Dengan adanya kegiatan KKN dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Mahasiswa membantu memecahkan masalah yang terjadi pada usaha susu kedelai bukci. adapun masalah - masalah yang di dapati mulai dari tidak adanya tanda pengenal produk yang membuat susu kedelai bukci menjadi susah di kenali oleh para pelanggan, kemasan susu kedelai yang hanya tersedia berupa bungkus plastik yang membuat susu kedelai tidak memiliki tampilan yang menarik, dan tidak mudah di simpan, dan kurangnya akses pemasaran. sampai pada akhirnya  dicari solusi dari apa saja yang sudah rinci masalah-masalah yang ada dan sepakat untuk  menyelesaikannya. kegiatan KKN ini sangat menguntungkan bagi kedua pihak. mahasiswa KKN dapat menyelesaikan Tugas kampusnya dan Mitra KKN dapat mendapatkan keuntungan dari kegiatan KKN tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun