Mohon tunggu...
Bim bim Lalala
Bim bim Lalala Mohon Tunggu... -

Just anonimous

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hati-hati Provokasi Kawan

18 Oktober 2011   21:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia? apakah benar suatu negara kaya yang mampu mensejahterakan semua rakyatnya? negara yang dahulu diperebutkan beberapa negara imperialis yang dari dulu sudah menyedot kekayaan indonesia tetapi tidak habis. Sebegitukah sampai sekarang negara ini masih diperhitungkan daripada negara lainnya, sehingga masuk negara G20 yang hoby membahas perekonomian dunia.

Mungkinkah ada pihak asing yang ingin melanjutkan penjajahan tipe modern? termasuk dengan cara lama "devide et impera" . dahulu mungkin mudah mengadu domba antar kerajaan karena banyaknya kerajaan di indonesia, tapi kita sudah satu kesatuan , lalu apa yang mau di adu domba? tentu anda sudah tahu berita miring yang santer terdengar belakangan ini. Malaysia yang di anggap pencuri budaya , pencuri tanah dan lain lain. Seharusnya dahulu kala indonesia dan malaysia itu menjadi satu negara saja, banyak dari mereka yang berpikiran sama cuma saja dahulu penjajahnya yang berbeda , malaysia dijajah inggris dan indonesia di jajah belanda. Apakah kita semua senang menjadi negara yang terjajah. Tentunya tidak kan, jangan sampai ada kebencian apalagi kata "peperangan" hal ini hanya merugikan kita semua, lihat semua muslim di sana yang taat, apakah umat islam akan saling pukul hanya karena alasan "salah paham" seperti yang di kalimantan kemaren?. sungguh terlalunya kita. Saat emas kita di ambil 1 ton per hari oleh pihak asing belum lagi minyaknya kita malah asyik saling pukul dengan bangsa sendiri, lalu apa yang akan anda wariskan buat generasi penerus anda? apakah mau negara anda menjadi negara miskin?

Belum lagi soal agama, hal ini menyangkut anak muda yang agak agresif kalau soal keyakinan. Agama tidak diajarkan untuk saling bunuh tanpa alasan. Kalau ada pasti itu orang gila , antar umat agama di buat saling mencemooh satu sama lain hanya karena "forum" atau media pemberitaan online. Miris rasanya kalau bangsa sendiri adu mulut adu jotos yang nantinya akan menjadi debat kusir karena Tuhan itu "Ghaib". Cukuplah kita bercermin pada diri sendiri " Apakah saya sudah menjalankan agama dengan benar?" kalau ada yang ngajak ribut soal agama lebih baik kita tinggalkan karena kemungkinan besar itu hanya umpan agar kita saling serang. Kalau kita seorang pelajar cukuplah kita menjadi pelajar yang baik dan berguna bagi bangsa, paling tidak bisa mengharumkan nama bangsa di mata negara lain.

Di cukupkan sampai di sini, semoga sedikit ini memberi hikmah bagi para pembacanya agar lebih berpikir kritis terhadap masa depan bangsa, bukan saling eyel - eyelan gak jelas yang akhirnya hanya menyakiti satu sama lainnya. Semoga kita menjadi bangsa yang berfikir dan tidak berlebih - lebihan. Aminn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun