Tanggal 11 Juni 2018 kemarin kami sekeluarga melaksanakan mudik dari Bandung menuju Ponorogo, Jawa Timur. Segala hal tentu sudah dipersiapkan, baik kondisi kendaraan, barang yang akan dibawa, bekal mudik dan kesiapan jasmani dan rohani tubuh yang paling utama.Â
Rute yang kami pilih selalu sama dari tahun-tahun sebelumnya yaitu menggunakan Jalur Selatan Jawa Barat, bukan jalur selatan pinggir pantai yang lagi hangat-hangatnya digemborkan oleh KemenPUPR.
Rute mulai dari Bandung - Nagreg - Tasikmalaya - Banjar - Wangon - Kebumen - Yogyarakarta - Sukoharjo - Wonogiri - terakhir Ponorogo. Kami memilih waktu berangkat pada jam 2 siang dengan estimasi sebagian besar perjalanan pada malam hari mengingat jalanan lebih lengang dari kendaraan roda dua warga lokal yang berlalu lintas, artinya waktu tempuh menjadi lebih cepat.
H-4 menjelang Lebaran, kondisi lalu lintas di Gerbang Tol Cileunyi lancar namun sedikit tersendat di jalan arteri Rancaekek akibat banyaknya lokasi U-turn dan kegiatan pertokoan pinggir jalan serta bubaran karyawan pabrik tekstil. Setelah kawasan tersebut keadaan ramai lancar dengan banyaknya tempat rest area yang didirikan baik oleh pemerintah, swasta maupun partai-partai yang berlomba membuat rest area sebaik mungkin terlebih dalam kondisi politik Jawa Barat 2018.
Secara umum kondisi jalan mulai Nagreg hingga Kota Banjar tergolong baik, namun terdapat jalan bergelombang hanya di beberapa titik tertentu. Memasuki perbatasan Jawa Barat - Jawa Tengah jalan dalam kondisi mulus, namun beberapa kilometer setelah memasuki wilayah Kabupaten Cilacap tidak terdapat jalan berlubang namun sangat bergelombang. Terlebih minimnya penerangan dengan jalan yang berkelok sangat membahayakan terutama bagi pengendara sepeda motor. Perlu kewaspadaan dan kestabilan mengemudi saat melintasi kawasan tersebut. Terdapat jalan aspal mulus kemudian bergelombang kembali, kondisi jalan tersebut bertahan hingga perempatan Wangon.Â
Selepas perempatan Wangon, didominasi trek lurus dengan beberapa titik perlintasan sebidang dengan kondisi jalan baik namun masih terdapat jalan bergrlombang. Pada titik ini perlu konsentrasi dan kendali emosi untuk tidak memacu kendaraan cukup tinggi. Sepanjang jalan dilengkapi oleh rambu-rambu yang informatif dan mudah dilihat oleh pengendara meskipun malam hari.Â
Memasuki DI. Yogyakarta, pengendara disuguhkan oleh kondisi jalan yang sangat mulus dan lebar. Pada wilayah ini memang kondisi jalan sudah sangat-sangat baik membuat berkendara dengan nyaman dan aman dilengkapi lampu penerangan jalan. Namun perlu kewaspadaan kembali mengingat banyaknya bukaan jalan lokal (persimpangan kecil) yang sewaktu-waktu muncul kendaraan dapat membahayakan kendaraan lainnya. Kondisi jalan ini bertahan mulai dari Yogyakarta - Klaten - hingga Surakarta (Solo).
Untuk menuju Ponorogo ada 2 pilihan rute, yakni Surakarta - Sragen - Ngawi - Madiun - Ponorogo dan Surakarta - Sukoharjo - Wonogiri - Ponorogo. Masing-masing rute ini memiliki kelebihan dan kekurangan, jika melewati Ngawi kita dapat melalui jalan tol fungsional Sragen-Ngawi atau Jalan AH2 yang merupakan bagian jaringan Jalan Asia Zona 2 dengan kondisi jalan yang lebar namun memiliki rute memutar, lebih jauh dan cenderung ramai lalu lintas sehingga waktu tempuh lebih lama.Â
Akhirnya kami memilih untuk melewati Wonogiri dengan waktu tempuh singkat serta jalan tol fungsional yang baru dibuka pada pukul 7 pagi mengingat perjalanan kami sudah memasuki waktu sahur. Konsekuensi, jalan Wonogiri - Ponorogo yang dilalui cukup sempit, sangat bergelombang akibat tambalan aspal, jalan berkelok-kelok dan kontur jalan yang naik turun sangat curam. Benar-benar pengemudi yang sudah mahir untuk melintasi rute ini dengan aman dan nyaman. Namun setelah memasuki wilayah Jawa Timur, kondisi jalan sangat bagus dan didominasi trek lurus dan pemandangan sawah pagi hari di sisi kanan kiri jalan.Â
Akhirnya 18 jam telah dilewati dengam lancar melalui jalur lintas selatan Jawa. Secara umum jalut selatan Jawa sangat layak untuk dilalui dan terlebih menghemat biaya tol, karena hanya melewati jalan tol sebagian kecil saja, selain itu kita dapat menikmati pemandangan atau wisata kuliner di setiap kota-kota yang kita lalui. Selamat mudik 2018, hati-hati berkendara keluarga menanti Anda di rumah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H