Mohon tunggu...
Bima Wijaya
Bima Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Positif dan Negatif dalam Budaya Carok

17 Januari 2024   17:56 Diperbarui: 17 Januari 2024   18:06 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANGKALAN-Telah terjadi Carok di Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Buni, Bangkalan, Madura, pada Jum'at 12 Januari 2024 sekitar pukul 19.00 WIB. Kejadian ini menewaskan 4 orang. Kasus ini sudah ditangani oleh Kapolres Bangkalan KBP Febri Isman Jaya.

Kronologi dari kejadian tersebut adalah lampu motor pelaku yang menyorot mengenai mata 4 orang yang sedang berada di daerah tersebut, pelaku berjumlah 2 orang, tak terima ditegur, mereka awalnya saling memukul hingga akhirnya salah satu dari korban tersebut mengajak pelaku untuk berduel. Lalu pelaku pulang ke rumah untuk mengambil dua buah celurit yang nantinya akan dipergunakan untuk menyerang 4 korban tersebut sehingga terjadilah duel 2 vs 4 yang dimenangkan oleh 2 orang tersebut yang membawa celurit.

Disini saya akan memberi nilai positif dan negatif apa saja yang terkandung dalam Carok tersebut

  • Positif
  1. Harga diri : Bagi masyarakat Madura, menjunjung harga diri itu penting. Oleh karena itu, ketika harga diri diruntuhkan orang lain, maka timbul malo atau rasa malu. Rasa malu muncul karena yang bersangkutan merasa tada' ajina (tidak ada harganya). Jika masalahnya sudah terbilang rumit, maka berpotensi berujung carok.
  2. Keadilan : Nilai keadilan yang terkandung dalam Tradisi Carok bersumber dari sikap dan adat istiadat masyarakat adat Madura yang menginginkan adanya jalan seadil-adilnya dalam menyelesaikan kasus-kasus seperti pembunuhan, perzinahan, dan pencemaran nama baik.
  3. Kehormatan : Kehormatan diri sendiri dan keluarga merupakan suatu hal sakral yang harus dilindungi dan diperjuangkan bagaimanapun caranya. Oleh karena itu, persoalan harga diri menjadi hal yang sangat istimewa bagi masyarakat Madura. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kehormatannya dilanggar sehingga menimbulkan kemarahan yang luar biasa, dan cara yang paling efektif untuk memulihkan kehormatan tersebut adalah hukum carok.
  • Negatif
  1. Persepsi negatif : Persepsi merupakan  proses  penafsiran  rangsangan  atau  stimulus  yang  diterima  oleh  seseorang berdasarkan anggapan  bisa  bermanfaat,  tidak  bermanfaat,  puas,  tidak  puas,  baik  atau  buruk (Rahmawati,2020). Mengapa tradisi carok dapat menyebabkan terbentuknya persepsi negatif? Hal itu dikarenakan bahwa ketika ada 2 individu saling melakukan carok dan pasti diantara mereka terdapat pemenang dan yang kalah, keluarga dari keduanya tersebut akan menceritakan masalah yang sebenarnya masalah tersebut hanya terjadi oleh kedua individu tersebut akan tetapi dikarenakan dari kedua keluarga tersebut menceritakan ke keturunannya yang terjadi adalah anaknya akan berspekulasi bahwasanya keluarga lawan adalah keluarga yang buruk hanya karena masalah yang dihasilkan bukan dari diri anak tersebut, dengan cerita tersebut anak tersebut dapat menilai baik atau buruknya keluarga lawan untuk kedepannya.
  2. Pembunuhan : Kedua pihak pasti ingin menunjukkan mana yang kuat dan mana yang lemah, hal itu berakibat salah satu dari mereka harus terbunuh. Nilai inilah yang membuat tradisi carok harus dihilangkan dari kehidupan Masyarakat dan jika ingin tetap dilestarikan maka hanya dilakukan pada saat upacara atau acara tertentu saja dengan senjata yang digunakan menggunakan bahan yang lunak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun