Mohon tunggu...
Bima Widjanata Suwaji
Bima Widjanata Suwaji Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang Penulis Biasa

Penulis dari kota kecil di Jawa Timur. Mendapatkan passion menulis setelah gemar membaca dan mulai menulis sejak SMA.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apakah Demonstrasi Selalu Identik dengan Anarkis?

9 Oktober 2020   23:18 Diperbarui: 9 Oktober 2020   23:27 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Aksi demonstrasi memang bukanlah suatu hal yang lumrah dalam negara demokratis. Apalagi di negara tercinta ini. Selalu saja ada. Mengapa demikian? Siapa yang melakukannya? Yang pasti adalah rakyat. Dimana semua elemen dapat ikut andil dalam aksi demonstrasi. 

Demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan oleh sekumpulan orang dihadapan umum. Entah itu jalan, gedung pemerintah, dan masih banyak lagi. Seperti akhir-akhir ini yang seringkali terdengar aksi demonstrasi dari seluruh penjuru negeri. Menolak sebuah undang-undang yang disahkan oleh Dewan Perwakilan kita dipusat sana beberapa hari yang lalu.

Tak luput di Kabupaten Lumajang. Ratusan massa melakukan aksi demonstrasi didepan kantor DPRD Kabupaten Lumajang. Yang awalnya masih berjalan dengan aman. Penyampaian orasi dilakukan dengan lancar. Mediasi pun juga sudah dilakukan. Namun akhirnya pecah karena hal yang tak diketahui penyebabnya. 

Dalam aksi demonstrasi, secara lumrahnya memang tidak selalu dikendalikan. Baik sisi massa ataupun pihak yang mengamankan. Yang namanya manusia memiliki kondisi berbeda-beda. Ketika terjadi gesekan, ada yang selalu tetap tenang, dan ada yang tak mampu menahan emosi. Dan ketika di tempat aksi demonstrasi pun pasti fluktuatif. Bisa saja berubah-ubah.

Namun, sisi kemanusiaan lain juga harus diperhatikan. Baik dari demonstran ataupun pihak keamanan. Ketika terjadi gesekan, harus tetap mengupayakan kesabaran yang dijunjung tinggi. Rasa kasih sayang sesama manusia tetap dijaga. Dan jika kedua belah pihak tak mampu menjaga, maka terjadilah aksi anarkis. 

Apa untungnya anarkis? Mari kita telaah lebih dalam untuk hal ini. Dilihat dari sisi manapun tetap tak ada keuntungan yang akan didapatkan. Hanya ada korban yang terluka. Hanya ada fasilitas yang rusak. Hanya ada orang-orang yang mengalami ketakutan. Mana segi untungnya? Tidak ada kan?

Seperti saat aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di Lumajang kemarin contohnya. Meskipun gedung tetap kokoh dan tak ada kerusakan. Namun beberapa massa aksi dan pihak keamanan ada yang terluka. Marilah kita jaga baik-baik rasa cinta dan persaudaraan antar sesama. Apakah ketika ada yang terluka tidak ada rasa iba yang timbul. Itu pasti ada, tak mungkin tidak.

Menyampaikan rasa ketidakpuasan melalui aksi demonstrasi memang tak ada yang melarang. Tapi setidaknya, selalu utamakan untuk menciptakan kondisi yang kondusif. Agar apa yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan baik. Dan apa yang diharapkan kedua belah pihak bisa terwujud. Indonesia itu menjunjung rasa persatuan. Oleh sebab itu, mari jaga kedamaian negeri tercinta ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun