Mohon tunggu...
Bima Priyambodo
Bima Priyambodo Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ih, Makin Pinter

19 Mei 2015   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Betapa bahagianya orang tua jika anaknya semakin pandai dalam hal apapun, terlebih lagi jika anak mereka telah masuk pada usia kanak-kanak pertengahan dan akhir. Dalam masa ini, seorang anak akan mengalami perkembangan dalam berbagai segi mulai dari fisik, kognitif dan emosi. Berbicara tentang kognitif tidak akan bisa dipisahkan dengan kemampuan literasi atau bahasa anak yang meliputi kosakata, tata bahasa dan sintaksis.

Sebelumnya, kemampuan sintaksis pada masa usia dini, seorang anak telah mampu mengombinasikan suku kata dalam ke dalam kata, dan kata kedalam kalimat mereka juga telah mampu menggunakan kata ganti jamak, kata ganti lampau dan kata ganti milik. Namun, kata-kata mereka cenderung pendek. Ketika menginjak masa kanak-kanak pertengahan akhir, kemampuan sintaksis anak berkembang dengan sangat pesat. Anak banyak menggunakan kata kiasan dan metafora yang merupakan bentuk metaforayang merupakan bentuk perkataan, kata-kata atau kalimat yang biasanya digunakan untuk menggambarkan sesuatu, dibandingkan atau diaplikasikan untuk orang lain (Owens, 1996; Vosniadou, 1987).

Bagaimanakah kemampuan sintaksis tersebut berkembang? Untuk mengembangkan kemampuan sintaksis, seorang anak harus terlebih dulu mampu menguasai dasar-dasar dari perkembangan literasi seperti kosakata dan tata bahasa. Ketika anak masuk pada masa-masa sekolah, mereka bergaul dengan berbagai anak dari daerah yang berbeda, agama yang berbeda dan budaya yang berbeda, disitulah anak akan mulai mendapatkan kosakata-kosakata baru. Begitu juga dengan tata bahasa, seorang anak akan mempelajari tata bahasa juga dari pergaulan sosial dan bimbingan sekolah formal. Dengan demikian, sebagai orang tua atau guru, kita seharusnya memperhatikan pergaulan anak kita agar mereka berkembang dalam arah perkembangan yang baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun