Mohon tunggu...
Maheswara BimasenaTedja
Maheswara BimasenaTedja Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Murid dari Jakarta yang ingin mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anekdot: Pengungkap Masalah Tanpa Memprovokasi

19 Mei 2023   12:01 Diperbarui: 19 Mei 2023   12:01 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gus Dur merupakan sosok Presiden RI yang terkenal dengan sikap menyampaikan sesuatu dengan teks anekdot. Ia mampu menggunakan teks anekdot untuk menyindir tanpa memprovokasi. Walaupun hal tersebut dilakukannya dengan baik, beberapa warga Indonesia masih sulit menangkap pesan dengan benar dan langsung melibatkan emosi serta prasangka sehingga suatu masalah yang dihadapi malah berakhir buruk.

Teks anekdot adalah teks yang bersifat mengkritik masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tanpa memprovokasi. Masalah tersebut bisa masalah sistem pendidikan, politik, ataupun hanya tingkah laku seseorang.  Syarat utamanya adalah teks tersebut tidak menyakiti perasaan orang yang ditargetkan teks tersebut. Lebih mendalam, kritik yang dimaksud adalah dengan penilaian objektif mengenai suatu hal, dalam konteks ini yaitu masalah yang dihadapi baik di masyarakat, negara, maupun seorang individu sendiri.

Terdapat berbagai banyak teks anekdot yang ada. Sebagai contoh, inilah teks anekdot yang berjudul "Blokade Internet":

Kalian pasti ingat tentang pemblokiran berbagai situs internet yang dilakukan oleh Kominfo. Masalah ini sangat mengguncang para penduduk Milenial dan Gen Z yang sering menggunakan internet dalam keseharian mereka. Masalah ini tersebar cepat hingga sampai ke luar negeri dalam kurang dari 1 minggu.

Jam digital di villa menunjukkan bahwa sudah jam 9 malam. 2 warga negara Indonesia yang sedang berlibur di Jepang mendapatkan info tentang masalah tersebut. Sebut saja Joni dan Ali. Keduanya memiliki pendapat yang bertolak belakang mengenai masalah tersebut dan karena itu muncul ketidaksetujuan dan argumen saat mereka sedang di kamar villa tempat mereka menginap.

Joni: "Kenapa si elu masih berargumentasi dengan kebijakan pemerintah? Mereka mau jaga kita dari hal-hal berbahaya di internet tau! Kan gue udah bilang berkali-kali!"

Ali: "Sudahlah! Daripada cerewet melulu, kasih tau gue hal-hal yang mereka mau jaga kita dari!" 

Joni: "Oke! Hoaks!" 

Ali: "Banyak pejabat negeri kita melakukan korupsi bang." 

Joni: "Uhh... Kebencian internet dan cyberbullying!" 

Ali: "Bullying aja masih ada tanpa internet!" 

Joni: "Elu kebanyakan komplain!" 

Ali: "Kasih tahu yang benar makanya!" 

Joni: "Porno!" 

Ali: "..." 

Joni: "Nah, setuju kan elu!" 

Ali: "Bener si elu, tapi..." 

Joni: "Apa cerewet?" 

Ali: "Kok mereka bisa tahu situs yang isinya gituan? Berarti..." 

Joni: "..." 

Setelah pembicaraan tersebut, mereka berdua tidak berbicara mengenai hal tersebut selama liburan mereka.

Teks tersebut memiliki fungsi utama untuk mengomentari dan menyindir mengenai kebijakan pemerintah dan pandangan pemerintah bahwa semua di Internet buruk dan perlu diblokir agar tidak 'membahayakan' warga negara.

Dalam teks ini, fungsi dominan yang dapat diperlihatkan adalah sindiran. Teks anekdot dapat dijadikan salah satu media untuk memberitahu kesalahan dari suatu sistem atau perilaku. Media penyindiran ini merupakan salah satu media yang nyaman digunakan agar banyak orang tidak terprovokasi ataupun tersinggung. Lebih dalam, media yang disindir adalah sistem yang kurang baik. Sistem pemblokiran yang dilakukan pemerintah memang tidak dipersiapkan dengan baik dan sembarang dianggap sebagai solusi. Sudah pasti ada solusi lain yang lebih baik, tetapi bukan pemblokiran.

Dihubungkan dengan peristiwa sekitar, sering banyak terjadi penggunaan sistem ataupun pembuatan sistem yang sangat tidak baik dan salah sehingga merugikan banyak orang. Sistem sekolah dapat dinyatakan salah satunya. Sistem yang sangat mengutamakan nilai serta tekanan pada para murid sangat tidak efektif bahkan berbahaya. Sistem pertemanan merupakan contoh lain. dimana bisa saja dalam satu kelompok pertemanan, satu bertindak sebagai kepala sehingga mulai terlihat seperti suatu geng dan bukan pertemanan yang akrab.

Kesimpulannya, teks anekdot merupakan media yang memberikan sindiran dengan sangat baik sesuai dengan isi artikel tersebut. teks anekdot sendiri memang sudah mulai menjadi irrelevan, tetapi karena itulah kita perlu mempelajarinya. Saran saya tidak banyak, hanyalah  merangkum teks agar tidak menjadi terlalu panjang sehingga pembaca menjadi tidak tertarik.

(MSS X3/20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun