Mohon tunggu...
M.F.A. Bima Sakti
M.F.A. Bima Sakti Mohon Tunggu... Penulis - Akademisi, Aktivis Mahasiswa, Digitalpreneur

Terus tumbuh dan berkembang 1% setiap hari secara konsisten.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Banjir Informasi dan Generasi Stroberi: Menghadapi Tantangan Zaman Digital

3 Oktober 2023   08:03 Diperbarui: 3 Oktober 2023   08:09 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

oleh : Bima Sakti

Di era digital yang terus berkembang pesat, informasi adalah komoditas yang berlimpah. Namun, dengan berlimpahnya informasi yang tersedia, kita sering kali merasa tenggelam dalam apa yang disebut sebagai "banjir informasi." 

Bagi generasi yang tumbuh dewasa di tengah kemajuan teknologi ini, mereka sering disebut sebagai "generasi stoberi" atau "strawberry generation" karena dianggap rentan terhadap tekanan dan gangguan yang ditimbulkan oleh banjir informasi. 

Artikel ini akan mengulas fenomena banjir informasi dan dampaknya terhadap generasi stoberi, serta cara menghadapinya. Banjir informasi merujuk pada situasi di mana kita terlalu banyak menerima informasi, terutama melalui media sosial, internet, dan perangkat digital. 

Sebagai contoh, setiap hari kita dapat mengakses berita, artikel, video, dan konten lainnya dengan mudah. Sementara itu, media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok menjadi platform di mana informasi, gambar, dan video tersebar dengan cepat. 

Istilah "generasi stoberi" pertama kali muncul di Korea Selatan untuk menggambarkan generasi muda yang terlalu sensitif dan rentan terhadap stres. Mereka sering merasa tertekan, sulit beradaptasi dengan tekanan, dan cenderung ingin menghindari konflik atau kesulitan. 

Generasi ini sering dikaitkan dengan banjir informasi karena mereka tumbuh dalam lingkungan di mana teknologi dan media sosial mendominasi. Generasi stoberi sering mengalami tingkat kecemasan yang tinggi karena terpapar berbagai informasi yang mungkin mengganggu mereka. Mereka cenderung merasa terlalu berat dan stres dalam menghadapi masalah yang dihadapi di dunia nyata dan maya. 

Banjir informasi dapat menyebabkan gangguan perhatian, membuat sulit untuk fokus pada tugas-tugas penting atau dalam berinteraksi dengan orang lain. 

Generasi stoberi cenderung mengisolasi diri mereka dari dunia nyata dan lebih memilih berkomunikasi melalui media sosial daripada berinteraksi secara langsung. Hal ini dapat mengganggu perkembangan hubungan sosial dan kemampuan komunikasi interpersonal. 

Informasi yang tersebar dengan cepat di internet dan media sosial seringkali bersifat sensationalist, dan ini dapat memengaruhi persepsi dan pandangan generasi stoberi terhadap dunia, sering kali dengan cara negatif. Generasi stoberi perlu mengembangkan kesadaran tentang dampak dari banjir informasi. Memahami bahwa tidak semua informasi perlu diikuti atau dipercayai adalah langkah pertama yang penting. Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan internet. Aturlah jadwal untuk online dan offline agar bisa menjaga keseimbangan.

Pelajari keterampilan kritis dalam mengevaluasi informasi. Jangan mudah percaya pada berita palsu atau sensasional. Penting untuk menjaga kesehatan mental. Generasi stoberi harus mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional jika mereka merasa stres atau cemas. Cobalah untuk menghabiskan waktu dalam aktivitas offline yang bermanfaat, seperti berolahraga, membaca buku, atau melakukan hobi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun