Mohon tunggu...
bimaputra
bimaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya bermain game

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Identitas Berdasarkan Suku dan Budaya

4 Januari 2025   21:16 Diperbarui: 4 Januari 2025   21:16 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik identitas berdasarkan suku dan budaya adalah fenomena yang memiliki sisi positif maupun negatif terhadap perkembangan masyarakat. Dalam konteks Indonesia, yang kaya akan keberagaman suku dan budaya, politik identitas bisa menjadi pisau bermata dua.

Di satu sisi, politik identitas memberikan ruang bagi kelompok suku dan budaya tertentu untuk memperjuangkan hak-hak mereka, menjaga warisan budaya, dan memperoleh pengakuan di dalam ranah politik. Misalnya, kesadaran akan identitas suku dan budaya seringkali menjadi dasar perjuangan untuk mempertahankan bahasa daerah atau kearifan lokal. Hal ini penting untuk mempertahankan keunikan bangsa dan melawan kekuasaan budaya global yang dapat mengikis identitas lokal.

Di sisi lain, politik identitas sering dipolitisasi untuk memecah belah masyarakat. Ketika perbedaan suku dan budaya digunakan untuk memperoleh kepentingan politik tertentu, kemungkinan konflik antarkelompok meningkat. Situasi ini menjadi semakin berbahaya ketika perasaan budaya dan etnis dimanipulasi melalui propaganda untuk menimbulkan polarisasi di masyarakat.

Di Indonesia, sejarah menunjukkan bahwa politik identitas berbasis suku dan budaya dapat memicu perpecahan jika tidak dikelola dengan baik, Kerusuhan etnis yang pernah terjadi di Ambon atau Kalimantan adalah bukti nyata bahwa rasa nasionalisme ini mudah tergoyah. Atau bisa dibilang kurangnya rasa nasionalisme.

Karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bijak dalam menghadapi isu politik identitas. Diperlukan upaya untuk menyeimbangkan pengakuan terhadap identitas suku dan budaya dengan pembangunan semangat nasionalisme yang tinggi. Program pendidikan multikultural, dialog antarsuku, dan kebijakan politik yang memperkuat persatuan dalam keberagaman bisa menjadi solusi untuk mengelola politik identitas secara positif.

Politik identitas bukanlah hal yang harus dihindari, tetapi juga harus diarahkan untuk menjadi kekuatan yang dapat memperkuat persatuan, bukan sebagai alat untuk memecah belah. Selama dikelola dengan bijak dan adil, keberagaman identitas suku dan budaya dapat menjadi aset besar dalam membangun bangsa yang kuat dan harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun