Di sebuah kota kecil, ada seorang anak bernama Jingga yang baru saja diterima di sekolah negeri yang menjadi incaran banyak murid. Kabar ini langsung menyebar di seluruh lingkungan rumahnya. Namun, ada satu hal yang tidak banyak orang ketahui, Jingga tidak begitu giat belajar, tetapi dia memiliki cara yang sangat spesial untuk diterima di sekolah itu.
Suatu pagi, saat pertemuan orang tua di sekolah, Pak Biru, ayah Jingga, hadir dengan penuh percaya diri. Salah satu guru yang baru saja mengenal Pak Biru bertanya, "Pak Biru, bagaimana Jingga bisa diterima di sekolah ini? Bukankah ada persaingan nilai yang sangat ketat?"
Pak Biru tersenyum dan menjawab, "Ah, itu sih hanya masalah administrasi. Kami hanya menyelesaikan beberapa formulir tambahan untuk memastikan semuanya lancar."
Seketika, semua orang yang mendengar komentar itu saling memandang dengan penuh makna. Beberapa hari kemudian, anak-anak di lingkungan mulai bercanda tentang bagaimana Jingga sebenarnya tidak perlu repot-repot mempersiapkan ujian. "Jingga, kamu pasti bisa berlari lebih cepat dari teman-temanmu di sekolah itu, ya?" tanya salah satu anak dengan nada sinis. "Karena jalan pintas menuju sekolah favorit, sepertinya sudah lebih cepat dari semua persiapan belajar!"
Selama beberapa minggu ke depan, cerita tentang Jingga dan 'jalan pintas'nya menjadi bahan tertawaan di sekolah. Satu hal yang pasti, Jingga memang berhasil masuk sekolah favorit, tetapi tidak bisa menghindari sindiran dan canda tawa dari teman-teman yang tahu rahasi
anya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H