Mohon tunggu...
Bimantoro Widyadana
Bimantoro Widyadana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMAN 28 Jakarta | Kelas XI MIPA 2 | Absen 07

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Lima Sekawan: Memburu Kereta Api Hantu"

8 Maret 2021   21:04 Diperbarui: 8 Maret 2021   21:26 10560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bukalapak.com/u/adityo_b

Setelah kejadian itu, Lima Sekawan menjadi sangat penasaran dan menyelidiki lebih lanjut kerata tesebut. Setelah kembali ke tempat rel kerata, mereka menemukan sebuah kereta api dan kemudian mengintainya. Pada akhirnya, mereka menemukan bahwa kereta tersebut masih beroperasi dan digunakan untuk mengangkut barang-barang hasil curian untuk dijual di pasar gelap. Saat sedang mengamati kereta api, salah satu penjaganya melihat mereka dan menahannya, tetapi Anne berhasil kabur dan ia segera memanggil polisi. Setelah polisi dating, petugas kereta api ditangkap dan Lima Sekawan ditolong, sehingga mengakhiri petualangan mereka kali ini.

Kelebihan dan Kekurangan

Menurut saya, novel ini menggambarkan karakter dan perjalanan mereka dengan baik, serta hubungan pertemanan antar lima sekawan dikembangkan dengan dalam sehingga bisa merasakan keeratannya. Selain itu, cerita disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami serta alurnya tidak rumit sehingga membacanya ringan dan tidak perlu berpikir banyak.

Namun, penyampaian cerita menurut saya agak lambat dan bertele-tele. Klimaks cerita baru terjadi di bab-bab akhir. Bab-bab awal terkadang terdapat isi atau kegiatan yang dilakukan lima sekawan yang tidak relevan terhadap cerita.

Penutup

Lima Sekawan: Memburu Kereta Api Hantu cocok untuk orang yang sedang mencari bacaan ringan tentang misteri dan petualangan. Novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan karena bahasa dan alurnya yang mudah dipahami serta tidak adanya konten dewasa, tetapi novel ini saya rekomendasikan untuk para remaja karena ceritanya yang mengikuti perjalanan lima sahabat dan bagaimana mereka menghadapi masalah bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun