Mohon tunggu...
Bimantoro Widyadana
Bimantoro Widyadana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMAN 28 Jakarta | Kelas XI MIPA 2 | Absen 07

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kita Kenapa Tidak Mencetak Uang Lebih Banyak Saja?

30 Agustus 2020   11:35 Diperbarui: 30 Agustus 2020   11:56 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya saja? Sepertinya bisa menjadi solusi untuk mebayar hutang negara atau mengurangi jumlah kemiskinan. Apalagi dalam masa pandemi ini dimana banyak karyawan-karyawan yang kehilangan pekerjaannya. Jawaban yang singkat terhadap pertanyaan tersebut adalah inflasi.

Apa itu inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa secara umum, seperti makanan, pakaian, properti, rekreasi, transportasi, dan sebagainya. Dalam konteks ini, jika uang dicetak sewenang-wenangnya, pada awalnya mungkin belum terlihat ada masalah, tapi pada akhirnya pencetakan uang seperti itu akan menyebabkan nilai uangnya sendiri menjadi turun, dan hal tersebut akan menyebabkan harga barang-barang menaik.

alamatomj.com
alamatomj.com
Misalnya sebuah dealer mobil menjual 100 mobil dengan harga Rp100 juta per mobil, dan misalnya terdapat seseorang bernama Budi yang memiliki uang sebanyak Rp100 juta. Jadi, dengan uangnya, Budi dapat membeli 1 buah mobil. Kemudian, tiba-tiba pemerintah mulai mencetak uang dan membagikan uang sebanyak Rp100 juta kepada setiap rakyatnya. 

Akibatnya, sekarang Budi memiliki Rp200 juta dan bisa membeli 2 mobil. Tetapi, sekarang yang bisa dan berkeinginan untuk membeli 2 mobil bukan hanya Budi saja, banyak orang yang mencukupi untuk membeli 2 mobil. Sementara, jumlah mobil yang dijual masih tetap, yaitu 100 mobil. Melihat permintaan yang meningkat dua kali lipat, dealer mobil sekarang bisa menaikkan harganya tanpa khawatir kehilangan pelanggan, sehingga dealer mobil menaikkan harga mobilnya dua kali lipat pula. Jadi, 1 mobil sekarang bernilai Rp200 juta, yang tadinya 1 mobil bernilai Rp100 juta.

Contoh kasus yang baru terjadi adalah di Zimbabwe. Pada tahun 2008, Zimbabwe mengalami inflasi yang sangat tinggi sebagai akibat dari mencetak uang. Saat ekonominya mulai memburuk, presiden Zimbabwe pada saat itu, Robert Mugabe, mengambil keputusan mencetak uang untuk membayar pengeluaran pemerintah. 

Hal tersebut menyebabkan inflasi meroket sampai-sampai harga dari barang sehari-hari naik dua kali lipat setiap harinya. Pemerintah Zimbabwe mencoba menyelesaikan masalahnya dengan mencetak uang lebih banyak lagi dan dengan nominal yang lebih tinggi lagi. Zimbabwe sempat mencetak uang dengan nominal 100 triliun atau 100.000.000.000.000, dan itupun hanya bernilai sekitar 0,1 US dollar.

coincommunity.com
coincommunity.com
Itulah alasan mengapa kita tidak bisa mencetak uang begitu saja. Mencetak uang tidak merubah keadaan, bahkan bisa memperburuk keadaan yang ada. Jika suatu mata uang mudah untuk didapatkannya, maka nilai dari mata uang tersebut akan menurun dibanding mata uang lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun