Sekilas ketika saya membaca Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBS) yang diusung kemenko maritim, saya merasa agak aneh. Pasalnya apa keterkaitan kemenko maritim mengusung gerakan budaya bersih dan senyum? Setelah saya refleksikan, tema ini sangat cocok, dan bahkan sangat menggugah, karena tema ini mengandung spirit kodrati maritim Indonesia. Didalamnya terkandung kearifan alam Indonesia. Untuk memahami spirit ini, pertama-tama saya akan merefleksikan tiga spirit kodrati maritim Indonesia, yang meliputi: kebersyukuran, keramahan, dan ibadah
Spirit Pertama: Bersih dan Senyum itu Ekspresi Kebersyukuran
Bersih dan senyum itu dua hal berbeda. Tapi memiliki persamaan makna kebermanfaatan, yakni kesehatan. Kesehatan ini menjadi subtansi dari bersih dan senyum. Bersih itu identik dengan sehat. Kita perhatikan setiap tempat yang sehat selalu bersih. Bahkan tempat untuk pembuangan akhir pun diupayakan selalu bersih. Berbagai cara dilakukan untuk menciptakan lingkungan bersih agar masyarakat sehat. Lawan dari bersih adalah kotor yang selalu diidentikan dengan virus, penyakit dan kondisi tidak sehat. Sangat mudah membuktikan hal ini. Masyarakat yang hidup dengan kebiasaan kotor memiliki kemungkinan lebih besar sakit dibandingkan mereka yang hidup dilingkungan bersih. Karena itulah bersih menjadi tindakan yang humanis dan manusiawi. Bersih menjadi tindakan yang mengangkat harkat dan martabat manusia sebagai makhluk tertinggi dalam tataran penciptaan. Kesehatan yang menjadi proses kelestarian hidup, merupakan ekspresi manusia dalam mengungkapkan rasa syukur atas penciptaan hidupnya.
Hal yang sama bisa dipahami dengan senyum. Senyum adalah ungkapan rasa suka cita, bahagia. Tidak seorang pun yang menggunakan senyum sebagai cara mengungkapkan kesedihan. Manusia yang memiliki kebiasan senyum adalah manusia yang menghadapi hidup dengan bahagia. Karena itu senyum memengaruhi suasana di luar dirinya menjadi bahagia pula. Kekuatan senyum secara positif membangun lingkungan yang positif. Ia bagai magnet yang menarik orang lain pada dirinya. Masyarakat yang memiliki kebiasaan bersih dan senyum adalah masyarakat yang hidupnya dipenuhi rasa syukur.
Spirit Kedua: Bersih dan Senyum itu Keramahan
Bersih menjadi pertanda bahwa masyarakat mencitai alam lingkungannya. Mereka adalah masyarakat yang ramah dengan alam sekitarnya. Demikian pula senyum, menjadi simbol manusia yang ramah (hospitality) terhadap orang lain. Senyum menjadi pertanda konkret bahwa ia bersahabat dengan orang lain. Bahkan binatang buas pun berubah menjadi jinak karena senyum.
Spirit Ketiga: Bersih dan Senyum itu Tindakan Ibadah
Semua agama mengajarkan bersih dan senyum sebagai tindakan ibadah. Setiap orang yang menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan dirinya telah melakukan tindakan ibadah. Islam mengajarkan dengan jelas, “senyum bersumber dari iman dan menjadi bagian dari iman” Agama Katolik pun mengajarkan hal yang sama. Manusia sebagai ciptaan tertinggi memiliki tugas memelihara alam semesta melalui budaya bersih. Dalam membangun budaya bersih ini, agama Katolik mengajarkan pertobatan ekologis, seperti tidak menggunakan styrofoam, dan plastik, tidak membuang sampah sembarangan, dan tidak merusak lingkungan.
Demikian pula senyum. Dalam ajaran agama, senyum sebagai bagian dari iman. Islam menegaskan dimensi ibadah dari senyum. “Senyummu ketika berjumpa saudaramu adalah ibadah.” (HR al-Baihaqi no. 7935).Katolik mengajarkan senyum sebagai tindakan cinta kasih. Cinta kasih sendiri adalah inti dari ajaran Yesus.
Itulah tiga makna yang terkadung dalam spirit kodrati budaya bersih dan senyum, ungkapan syukur, keramahtamahan dan tindakan ibadah. Spirit ini kiranya mendorong semua elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun budaya bersih dan senyum.