Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tidak Sulit Kok Menjadi Orang Tua yang Cerdas

6 September 2016   14:42 Diperbarui: 6 September 2016   14:51 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2006 saya membuat penelitian terhadap 141 siswa SMA sebagai responden. Mereka adalah murid-murid saya. Penelitian itu menyangkut profesi pilihan setelah lulus kuliah. Dari penelitian tersebut profesi yang paling banyak diminati adalah pengusaha, ini sesuai dengan latar belakang orang tua mereka. Setelah pengusaha, profesi pilihan adalah dokter, lalu disain interior kemudian profesi yang berhungungan dengan IT. Ada satu siswa ingin menjadi guru. Sepuluh tahun kemudian saya mencari informasi mengenai siswa yang waktu itu ingin menjadi guru. Sekarang ia menjadi dosen universitas swasta di Jakarta, dan satu siswa mengelola lembaga pendidikan non formal.  Dari berbagai diskusi dan obrolan baik itu dimedsos maupun dipanggung ilmiah, salah satu factor yang kurang menjadi daya tarik profesi guru adalah faktor finansial. Faktor ini kemudian menjadi kajian dan objek kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional, termasuk kualitas kesejahteraan guru.

Sampai saat ini menjadi guru bagi banyak orang muda memang bukanlah profesi pilihan. Padahal menurut saya profesi ini memiliki peran yang sangat besar bagi pembangunan bangsa.  Bagi saya profesi guru sebuah panggilan. Didalamnya saya menemukan makna positif dari hidup dan pekerjaan saya, kendati secara finansial masik sangat jauh dari ideal. Perbedaan kesejahteraan bagai jurang antara guru PNS dengan guru sekolah swasta; juga terjadi antara guru swasta di kota dengan guru swasta di daerah. Mensikapi realitas seperti itu-supaya saya sebagai guru swasta tetap menghidupi nilai profesi dengan sepenuh hati, dan disisi lain kesejahteraan bisa diperbaiki- ada tiga hal yang saya lakukan:

Pertama, meningkatkan kualitas diri

Saya terus belajar mengenai bidang-bidang yang berhubungan dengan pendidikan dan pemberdayaan. Saya meningkatkan kompetensi saya dalam bidang public speaking sehingga saya bisa menjadi pembicara pada pertemuan-pertemuan pemberdayaan; saya meningkatkan kualitas keilmuan saya sehinga saya bisa memberi layanan seperti siraman rohani kepada komunitas kategorial dan para pekerja; saya meningkatkan ketrampilan menulis untuk bisa menjadi kontributor pada media massa dan membuat buku. Bidang-bidang pelatihan (training) dan pemberdayaan terus saya pelajari dan dalami. Dengan pembelajaran yang terus berkelanjutan saya memiliki jaringan luas (networking). Potensi mendapatkan income tambahan pun makin luas. Saya makin antusias dalam tugas dan profesi. Optimisme dan antusiasme membuat saya makin bergairah menjadi guru.

Kedua, cerdas mengelola uang

Financial literacy atau melek keuangan menjadi hal penting bagi saya. Hidup harus berkembang menjadi lebih baik termasuk financial. Sebesar apapun pendapatan seseorang jika tidak dikelola secara cerdas, akan habis pula. Saya sadar bahwa kekuatan mengumpulkan uang itu terbatas. Ketika saatnya tiba kemampuan itu akan berakhir. Tetapi biaya hidup makin lama makin meningkat, termasuk biaya pendidikan anak-anak. Untuk pengelolaan uang secara cerdas saya menggunakan produk-produk Bumiputera. Termasuk dalam mempersiapkan pendidikan anak-anak yang lebih baik. Manfaat yang saya terima sangat banyak dari asuransi ini. Dana pendidikan anak saya, jika tidak saya ambil, akan berkembang menjadi investasi. Pendidikan anak saya lebih terjamin dari sisi pembiayaan, termasuk jika ada sesuatu menimpa diri saya. Hal ini membuat saya merasa lebih tenang dan nyaman menjalankan tugas sebagai guru.

Kami memang tidak berkelimpahan harta, tetapi kami bahagia dengan hidup kami. Kami tidak kaya harta tetapi kami juga tidak kekurangan sampai harus protes atau demo menuntut kenaikan gaji. Kami melakukan apa yang harus kami lakukan secara maksimal, selebihnya Tuhan yang mencukupkan. Dan Tuhan mencukupkan dana pendidikan anak saya melalui Mitra Beasis Bumuputera sehingga saya bisa mewujudkan cita-cita anak saya. Kami percaya Tuhan yang mencukupkan kami ditengah keterbatasan dan kekurangan kami, akan mencukupkan pula apa yang dibutuhkan oleh anak-anak melalui produk-produk asuransi.

Ketiga, memupuk investasi

Guru memupuk investasi, bagaimana mungkin? Barangkali itu pertanyaan negative yang dilontarkan oleh kelompok pesimisme. Bagi saya hidup yang terarahkan adalah hidup yang direncakan. Selain sebagai penjamin dana pembiayaan, asuransi adalah cara yang tepat untuk memupuk investasi. Asuransi menjadi cara yang bisa memaksa seseorang berinvestasi. Gagasan saya ini pernah didebat oleh teman saya. Saya pikir toh dalam hidup ini tidak semua yang menurut saya baik harus berhenti karena orang lain tidak sependapat.

Pada akhirnya, yang bertanggung jawab atas hidup kita ya diri kita sendiri. Sukses dan bahagia tidak ditentukan oleh besarnya pendapatan kita tetapi kemauan kita belajar meningkatkan kapasitas dan kompetensi, disertai dengan kecerdasan mengelola keuangan. Kemampuan kita mengelola keuangan akan mendorong kita memupuk modal sebagai investasi. Dan cara yang sangat mudah dilakukan adalah menggunakan jasa asuransi. Saya bersyukur telah diperkenalkan dengan asuransi Bumiputera. Bersama asuransi ini saya menyusun rencana hidup keluarga saya. Cita-cita orang tua agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik tertumpu pada Bumiputera. Bersama Mitra Beasiswa Bumiputera, saya bisa mewujudkan cita-cita anak saya. Ibarat mentari pagi bersinar cerah, Mitra Beasiswa Bumiputera hadir memberi harapan besar bagi setiap orang tua mewujudkan cita-cita anak. Hadir sebagai mitra membantu mewujudkan cita-cita saya sebagai orang tua; memudahkan yang sulit dan menciptakan kenyamanan dalam bekerja. Itulah alasan mengapa saya bahagia dengan profesi saya.

https://www.facebook.com/Maspungwangto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun