Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berbagi Ide Mempersiapkan Pelatihan Calon Kepala Sekolah

24 Desember 2023   23:17 Diperbarui: 24 Desember 2023   23:19 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dok.Pri

Termenung bekali-kali memikirkan kompetensi apa saja yang paling dibutuhkan oleh para kepala sekolah. Kebingungan itu hampir lebih dari dua minggu menyelimuti benak saya untuk memberi pelatihan kepada calon kepala sekolah. Saya masih punya waktu 1 (satu) bulan mempersiapkan. Saya bingung bukan karena tidak punya materi. Materi sangat banyak baik itu kompetensi sebagaimana standar dari Kementerian pendidikan maupun materi tata kelola organisasi secara umum yang juga update.

Beberapa buku kepemimpinan yang miliki, saya baca. Inspirasi sangat banyak, Penting. Menarik. Sangat bagus. Pertanyaan muncul kembali dalam benak saya, "Apakah ini yang dibutuhkan oleh pimpinan Yayasan yang meminta saya melatih para calon kepala sekolah?"

Saya menawarkan sebuah topik kepemimpinan yang humanis. Topik ini saya tawarkan berdasarkan curah pendapat sebelumnya bahwa mereka minta saya lebih banyak bercerita atau sharing nilai-nilai di sekolah kami. Mereka mempunyai keperihatinan besar bahwa guru-guru yang menjadi calon kepala sekolah, dan juga guru lain, kurang peka terhadap kebutuhan orang lain, terutama peserta didik. Tentu bukan hanya ini saja. Banyak keluhan sekaligus harapan mereka terhadap para guru, terutama guru muda agar menjadi guru yang kreatif, punya inisiatif melayani dengan tulus hati. Dengan latar belakang masukan seperti itu saya merumuskan topik pelatihan, "Menjadi Pemimpin yang Humanis"

Tetapi rumusan topik yang saya tawarkan diganti menjadi "Manajemen Sekolah yang Profesional" Hehehehe tentu jawaban saya, "Iya, boleh" Karena mereka yang mempunyai proyek.

Saya eksplorasi topik tersebut dan saya masukan dalam konteks pengelolaan sekolah saat ini. Manajemen sekolah hanyalah salah satu bagian kepemimpinan sekolah. Untuk fokus pada menajemen sekolah yang professional ibara pesawat saya mendapatkan tempat landasan untuk mendarat, yakni Peraturan Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Nomor 6565/B/Gt/2020 Tentang Model Kompetensi Dalam Pengembangan Profesi Guru.

Perjen tersebut memberikan ruang pengembangan kompetensi guru dan kepemimpinan sekolah agar bisa menjadi aktor yang mampu menghasilkan kualitas pelajar sesuai dengan perubahan kurikulum yang diusung Kemendikbudristek. Perjen ini masih tergolong sangat anyar kendati dikeluarkan tahun 2020. Saya mendapat kesempatan ikut membedah ini kendati tidak mendalam pada kegiatan Loka Karya Sekolah Penggerak tahun 2023.  Nah, perjen inilah yang saya jadikan landasan untuk memberi pelatihan kepada para calon kepala sekolah atau para guru senior tersebut.

Model kompetensi dalam pengembangan profesi guru di dalam Perjen tersebut terdiri dari dua model: pertama. Model kompetensi guru; kedua, model kompetensi kepemimpinan sekolah. Untuk mengoperasionalkan kompetensi tersebut baik kompetensi guru maupun kompetensi kepempinan sekolah, saya menggunakan 5 (lima) referensi utama, Jalan Baru Kepemimpinan & Pendidikan: Jawaban atas Tantangan Disrupsi-Inovatif, karya Haryatmoko, SJ; kedua: The Greats on Leadership karya Jocelyn Davis; ketiga: Panduan Kerja Kepala Sekolah terbitan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah (2017); keempat: Buku Pedoman Guru Humanis karya Master Cheng Yen, dan kelima: materi pelatihan maupun buku panduan yang terkait dengan penerapan Kurikulum Merdeka.

Nah, pertanyaannya adalah bagaimana materi dari lima referensi tersebut menjadi proses pelatihan calon kepala sekolah? Jawabannya, "Silakan hadir dalam pelatihan tersebut?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun