Tindakan reflektif Kepala SMA tersebut mendorong dirinya menemukan strategi apa yang bisa dilakukan untuk para pendidik agar bisa melakukan pengajaran secara menyenangkan dan berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Bersama para pendidik, kepala SMA tersebut membangun komitmen dan aksi nyata.
Komitemen dan aksi nyata ini menjadi bagian penting dari refleksi. Refleksi tidak hanya menghasilkan sebuah pemahaman mengenai kekuatan dan kelemahan diri orang yang berefleksi tetapi juga ditindaklanjuti dengan komitmen dan aksi nyata.Â
Refleksi yang dilakukan pendidik terkait dengan perannya sebagai pendidik yang melaksanakan pembelajaran di kelas. Sedangkan untuk kepala sekolah terkait dengan perannya sebagai pemimpin pembelajaran di satuan pendidikan.Â
Persamaaan refleksi yang dilakukan pendidik dengan kepala sekolah yaitu keduanya berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Kompetensi refleksi merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan. Para pendidik dan tentu saja kepala satuan endidikan harus mengasah kompetensi refleksi, dan membiasakan melakukan refleksi.Â
Kompetensi refleksi adalah kompetensi metakognisi yang menyadarkan pendidik dan kepala sekolah terhadap kenyataan (das sein) dan cita-cita atau tujuan yang mau dicapai (das sollen).Â
Kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan ini yang kemudian dicarikan strategi untuk mencapainya. Memang tidak ada yang mudah untuk permulaan (beginning is difficult). Termasuk pelaksanaan kurikulum merdeka.Â
Percayalah, kita akan memperoleh kemudahan melaksanakan kurikulum merdeka ketika kita mau terus melakukan refleksi. Karena pendidik juga seperti peserta didik, insan yang tidak sempurna dan harus menjadi pemelajar sepanjang hayat. Terlebih jika Anda seorang kepala sekolah karena Anda adalah model dan contoh bagi warga sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H