Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karakter itu Sifat Dasar Bawaan atau Hasil Pengasuhan?

21 Januari 2023   10:51 Diperbarui: 22 Januari 2023   20:33 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar.  Bp. Yordan setelah berdiskusi mengenai Pendidikan Karakter di Sekolah (dok.Pri)

"Di setiap sekolah pasti ada peserta didik yang melanggar peraturan. Bagaimana cara melakukan pembinaan terhadap peserta didik seperti ini?" Pertanyaan Pak Yordan kepada saya.

Di sekolah kami tidak ada istilah "hukuman". Yang ada adalah konsekuensi dari tindakan. Ini berbeda dengan hukuman. Kata hukuman selalu berkonotasi negatif. Sedangkan kata "konsekuensi" berkonotasi positif karena ada makna bertangungg jawab atas perbuatannya. Kami memberi konsekuensi kepada peserta didik yang melanggar peraturan dengan melakukan kebaikan. Misalnya siswa menyirami bunga, atau kunjungan ke rumah sakit atau kunjungan ke panti asuhan.

Tidak ada kosekuensi siswa menulis kalimat yang sama sejumlah ribuah baris. Atau siswa berdidri di luar kelas atau skorsing. Praktik seperti ini sudah tidak kami gunakan. Masih banyak praktik yang kami lakukan untuk mengembangkan karakter siswa.

Gambar Ilustrasi. Buku Pedoman Guru Humanis menjadi pedoman guru SMA Cinta Kasih Tzu Chi dalam pendidikan karakter (sumber: https://www.jingsi.co.id/)
Gambar Ilustrasi. Buku Pedoman Guru Humanis menjadi pedoman guru SMA Cinta Kasih Tzu Chi dalam pendidikan karakter (sumber: https://www.jingsi.co.id/)

Dalam upaya melaksanakan pendidikan karakter semua warga sekolah harus mempunyai paradigma yang sama, pendidikan itu proses. Ketika peserta didik melakukan kesalahan yang sama lebih dari dua kali berarti harus ada proses yang dievaluasi. Praktik ini berdasarkan pada nasihat bijak Master Cheng Yen (Pendiri Tzu Chi) "Tidak ada anak yang bandel. Yang ada adalah guru belum menemukan cara yang tepat untuk mendampingi mereka" Karena karakter adalah hasil pengasuhan, pendidikan dan pelatihan maka kita harus kreatif mencari cara efektif untuk mendampingi peserta didik. Jika Plutarch bisa melatih anak anjing menjadi binatang buruan, tentu manusia bisa dilatih (berlatih) menjadi manusia yang humanis. Itulah keyakinan kami. (Purwanto-kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi. IG: Masguspung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun