Pada salah satu sesi PMO (Programm Management Office) sekolah penggerak, pengajar ahli dari Kemendikbudristek memberi penguatan agar sekolah melaksanakan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif menjadi pembelajaran yang sangat penting di satuan pendidikan karena kompetensi yang dihasilkan sangat dibutuhkan dalam memenangkan persaingan di dunia kerja. Pembelajaran kolaboratif membangun kecerdasan interpersonal. Yaitu kecerdasan seseorang beralasi dengan orang lain.
Apa Itu Pembelajaran Kolaboratif?
Kolaborasi adalah salah satu dari empat kompetensi yang sering disebut kompetensi abad 21. Keempat kompetensi itu sering disebut 4 C meliputi keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration)
Ketika kita mendengar kata kolaborasi Sebagian besar darikita akan langsung berpkir kerja sama atau bekerja bersama-sama. Dalam pembelajaran kolaboratif, kerja sama bukan tujuan melainkan sasaran antara saja. Tujuan pembelajaran kolaboratif adalah mengembangkan kecerdasan atau keterampilan berelasi dengan orang lain atau interpersonal.
Seseorang yang tidak cerdas dalam relasi dengan orang lain, perilakunya didominasi oleh perasaan. Misalnya mudah tersinggung alias baper (bawa perasaan), gampang marah, suka ngambek alias mutung, dan lain-lain. ia mudah menyerah ketika menghadapi penolakan atau kritikan. Lawan dari kecenderungan ini adalah rasional.
Di dalam pembelajaran kolaboratif, setiap peserta didik berproses dengan para guru membangun kerja sama. Di sinilah proses mental terasah. Setiap peserta didik belajar mendengarkan, memahami pendapat orang lain dan melaksanakan kesepakatan. Lebih daripada itu, peserta didik mengalami pembelajaran melalui praktik karya.
Jenis Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif bisa dilakukan antarguru dalam satu rumpun bidang studi dalam satuan pendidikan atau antarsatuan pendidikan dan atau dengan lembaga lain. Misalnya dengan universitas atau dunia kerja.
Pembelajaran kolaboratif bisa dilaksanakan melalui satu projek yang dikerjakan bersama-sama antarguru bidang studi. Setiap bidang studi menyoroti sesuai karakteristik bidang studi masing-masing. Misalnya projek ecoenzym. Guru ekonomi bisa membahas dari sisi dampak ekonomi bagi masyarakat dan seterusnya. Guru sosiologi bisa menyoroti dari sisi dampak positif untuk perubahan stratifikasi sosial. Guru Kimia bisa mengulas dari sisi proses kimia yang terjadi pada ecoenzym, dan seterusnya.
Sedangkan kolaborasi dengan universitas misalnya belum lama ini SMA Cinta Kasih Tzu Chi berkolaborasi dengan Podomoro University dalam projek kewirausahaan.
Pembelajaran ini sangat menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Podomoro University memberikan pendampingan pengembangan kewirausahaan kepada para siswa. Mulai dari identifikasi minat pengembangan kewirausahaan dalam diri peserta didik, bantuan peralatan, tutorial penggunaan alat untuk kewirausahaan dan pembentukan komunitas kewirausahaan. Tentu ini sebuah pembelajaran yang sangat bermakna. Selama proses ini peserta didik diajak mengenali diri sendiri terlebih dahulu, kemudian mengenali tren yang ada dan membangun kerja sama dengan orang lain.
Pembelajaran yang mengasah mental peserta didik dan membangun keterampilan berelasi dengan orang lain. Pembelajaran kolaboratif sungguh pembelajaran yang sangat menyenangkan, dan menjadi pembelajaran hadap masalah (problem solving)
Melalui kolaborasi dengan Podomoro University, para siswa mendapakan pengetahuan dan keterampilan yang lebih kontekstual dengan dunia mereka. Harus diakui kompetensi melalui proses seperti ini sangat jarang diperoleh peserta didik pada saat pembelajaran di kelas tradisional.
Saya sendiri merasakan antusiasme peserta didik yang mengikuti pembelajaran kolaborasi dengan Podomoro University. Dan antusiasme ini menjadi daya dorong peserta didik untuk  belajar mandiri. Di  sinilah mereka mengalami pengalaman belajar. Benar apa yang dikatakan Ralph Waldo Emerson, "Enthusiasm is the mother of effort, and without it nothing great was ever achieved" (Purwanto-Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi. IG:masguspung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H