"One for all, all for one" (Satu untuk semua, semua untuk satu). Kalimat penyemangat heroik dalam film Three Musketeers. Ini adalah kalimat penyadar yang sering saya gunakan saat briefing atau rapat dengan para guru. Hitam putihnya satuan pendidikan itu tanggung jawab kita. Performa sekolah cermin performa guru
Hari ini dilaksanakan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) oleh tim yang tunjuk kepala suku dinas pendidikan kota. Refleksi atas PKKS inilah yang akan saya sharingkan  melalui tulisan ini.
PKKS sesungguhnya menjadi penilaian terhadap performa satuan pendidikan. Jika PKKS menjadi penilaian performa satuan pendidikan, itu artinya baik langsung maupun tidak langsung menilai performa guru.
Betul. PKKS menilai performa guru melalui kinerja kepala sekolah. Uraian ini sekadar berbagi praktik baik di satuan pendidikan saya.
Enam Kompetensi Kepala Sekolah
Enam kompetensi kepala sekolah dinilai oleh asesor di dalam PKKS
- Kompetensi kepribadian dan sosial
- Kepemimpinan pembelajaran
- Pengembangan sekolah
- Manajemen sumber daya
- Kewirausahaan
- Supervisi pembelajaran
Jika kepala sekolah mengembangkan 6 kompetensi tersebut secara maksimal maka performa sekolah akan maksimal. Mungkinkah performa sekolah optimal tanpa performa guru-guru yang optimal? Tentu saja tidak. Para guru yang punya performa optimal akan menghasilkan peserta didik yang berkembang secara optimal pula. Di sinilah pentingnya seorang kepala sekolah yang kompeten.
Kompetensi kepribadian dan sosial bukan kompetensi bawaan lahir. Untuk mengembangkan kompetensi ini dibutuhkan seorang kepala sekolah yang reflektif. Kepala sekolah yang melihat orang lain (warga sekolah) sebagai mitra utama. Di sini sering saya bilang kepada guru-guru dan murid saya, without you, I am nothing. Dan ini benar. Tanpa mereka kita sesungguhnya bukan apa-apa.
Kepemimpinan pembelajaran. Seorang kepala sekolah adalah pemimpin yang visioner. Jangan terlalu tinggi melihat makna "visioner". Menurut saya visioner itu orang yang mampu merumuskan tindakan reflektifnya ke dalam kegiatan-kegiatan rill kontekstual. Di sini memungkinkan guru dan siswa berkembang sebagai pribadi yang utuh.