Seorang filsuf Yunani, Socrates mengatakan, "Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani". Setiap aktivitas atau tantangan yang kami temukan solusinya, saya refleksikan. Yang saya maksud refleksikan disini yaitu saya tulis. Pada tahun 2022 ini saya fokus pada refleksi gimana agar pembelajaran guru di kelas itu sesuai dengan semangat kurikulum merdeka. Saya menemukan kuncinya terletak pada pedagogi guru yang harus diperbaharuai. Ya, ini bukan soal kompetensi keilmuan atau sosial atau kepribadian guru tetapi soal pedagogi. Anda ingin tahu apa itu dan bagaimana kemampuan pedagogi ini menjadi kompetensi pokok untuk menciptakan pembelajaran yang asik, meyenangkan, dan bermakna? Silakan baca buku 10 Elemen Pedagogi Guru Merdeka.
Refleksi ini saya buat berdasarkan pada pengamatan saat guru mengajar di kelas yang saya lakukans secara formal dalam supervisi maupun saya keliling setiap hari mengamati dari luar kelas guru mengajar. Tentu juga saya diskusi dan pelajari dari berbagai pendapat ahli melalui literatur. Melalui buku yang merupakan hasil refleksi ini saya mendapatkan poin sebagai kepala sekolah inspiratif. Jelas banget untuk menulis buku ini saya membutuhkan keberanian karena refleksi ini harus bisa saya pertanggungjawabkan secara ilmiah dan bisa diterapkan.
Orang bijak mengatakan, "Dua kepala lebih baik daripada satu kepala". Maksud dari kalimat itu adalah kerja sama dengan orang lain dalam sebuah tim akan lebih baik hasilnya dibadingkan kerja seorang diri. Kalimat itu mendapatkan kebenaran dalam wujud kolaborasi dengan pihak lain ketika menerapkan kurikulum merdeka.
Kolaborasi saya lakukan dengan berbagai pihak, orang tua, lembaga pemberdayaan dan universitas. Kolaborasi meliputi pengembangan sumber daya guru, untuk meningkatkan kualitas guru. Kolaborasi juga dalam melaksankan pembalajaran dan pendampingan kepada siswa. Salah satu hal yang sangat penting adalah projek bersama universitas. Ini sunggu butuh keberanian.
Terintegrasi dengan Kurikulum
Kreativitas melakukan hal baru yang terus direfleksikan untuk dibagikan kepada masyarakat yang dilakukan berkolaborasi dengan pihak lain harus dilakukan terintegrasi dengan kurikulum. Artinya adalah, semua aktivitas itu dilakukan untuk menghidupi kurikulum merdeka. Seorang kepala sekolah dituntut mampu melihat gambaran besar kurikulum merdeka dan penerapannya dicocokkan dengan kondisi sekolah serta siswa. Ketika kepala sekolah mampu melakukan itu maka kreativitas yang dilakukan secara kolaboratif akan terintegrasi dengan kurikulum.
Keberanian Aspek Kepemimpinan
Mengakhiri refleksi singkat ini, saya menuliskan untuk diri saya yang akan saya kembangkan tahun 2023, yaitu:
- Setiap tantangan selalu membawa solusi. Temukan solusi kreatif. Beranilah membuat perbedaan dari sebelumnya atau dari orang lain-termasuk dari pimpinan. Tapi Anda harus bisa menjelaskan secara rasional
- Setiap tantangan adalah kesempatan Anda belajar. Ya, belajar mencari solusi. Belajar hal-hal baru. Teruslah kembangkan semangat belajar karena seorang pemimpin harus tahu lebih banyak daripada orang yang dipimpin.
- Buat refleksi. Refleksi bisa dalam bentuk tulisan, foto dan atau video. Jangan pernah malu untuk membagikan hasil refleksi Anda. Ketika orang lain menolaknya, itu artinya refleksi Anda tidak cocok untuk dirinya, dan itu adalah latihan diri menjadi tidak baperan.
- Kolaborasi. Kata ini sangat menggairahkan kalau dilaksanakan. Anda akan memperolah hal-hal baru yang Anda tidak akan pernah duga sebelumnya. Â Pikirkan terus kolaborasi seperti apa yang akan Anda lakukan dan bersama siapa Anda akan berkolaborasi
- Terintegrasi dengan kurikulum. Ini sangat penting. Semua hal yang Anda lakukan, kreativitas, refleksi, kolaborasi harus terintegrasi dengan nilai-nilai sekolah. Dalam konteks sekolah adalah sesuai dengan kurikulum merdeka (Kurikulum Operasioanl Satuan Pendidikan)
Semua itu membutuhkan keberanian. Keberanian untuk mengosongkan diri sehingga terus berminat belajar. Keberanian berusaha mencari solusi -- dan hal baru. Keberanian mengorbankan waktu, dan kadang harga diri karena itu penting semangat mengosongkan diri, dan keberanian terbuka untuk kolaborasi. Di sini dibutukan kerendahan hati. Â Seorang yang berani seperti ini akan dinaungi nasib baik, "Fortis Fortuna Adiuvat" kata Terence, penulis drama Romawi tahun 151 Seb. Masehi. Apakah tahun 2023 akan dinaungi nasib yang lebih baik lagi? Tergantung seberani apa Anda mengosongkan diri. Seberani apa Anda mau belajar. Seberani apa Anda berkolaborasi. Seberani apa Anda membuat perbedaan (make difference)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H