"Ciri-ciri seorang pemimpin itu pertama wajib dapat memimpin dirinya sendiri kemudian baru kelompoknya untuk menjaga persaudaaraan antaragama tetap terjaga di nusantara ini, oleh karena itu sebagai seorang pemimpin jangan pernah tabu mengakui bila ada yang baik di luar agama kita", ucapnya di tengah peserta.
Tambahnya juga, salah satu filsafat kepemimpian yaitu "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani." yang diajarkan Ki Hajar Dewantara  menanamkan kepada kita nilai-nilai kepemimpinan di masa depan yang akan menghasilkan pemimpin yang tangguh karena merupakan pemimpin yang disiplin terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan masyarakatnya, tanpa memandang halangan berupa perbedaan baik agama, suku, ras, dan lain sebagainya.
Adapun narasumber yang memberikan paparan selama 1 hari tersebut, adalah: Hasan Basri Sagala, M.Si (Tenaga Ahli Menteri Agama Kementerian Agama RI), Cand. Dr. Andreas Bangun, M.Psi. (trainer dan dosen Univ. Kalbe), Drs. Fidelis Waruwu, M.Sc.Ed. (Direktur Edutraco, Motivator dan trainer).
Kegiatan Pembinaan Siswa Katolik Tingkat Menengah yang diikuti oleh  60 siswa  Katolik dari SMA Negeri dan swaswa di Provinsi DKI Jakarta ini diharapkan bisa mendorong para siswa berani terlibat dalam kegaitan bermoderasi agama.Â
Sebuah panggilan mendesak ditengah kemajemukan bangsa Indoesia yang dianugerahi keragaman budaya, agama, suku dan Bahasa.Â
Para siswa Katolik baik di Sekolah Negeri maupun Swasta adalah calon pemimpin yang kita harapkan bisa mempraktikkan semangat persaudaraan sejati dengan siapapun termasuk mereka yang berbeda baik agama, budaya, suku  maupun ras.  Dengan demikian mereka menghayati makna ungkapan  Mgr. Soegijapranata, "100% Katolik 100% Indonesia"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H