"Seru banget rasanya bisa ikut rekoleksi." "Materinya keren banget." "Hari ini saya bener-bener seperti disirami air pegunungan, nyes, saat Bapa Uskup menyampaikan materi." "Saya mendapatkan insight baru bagaimana harus menjadi guru di tengah perubahan zaman seperti sekarang ini."Â
Itulah kesan dan ungkapan beberapa peserta rekoleksi Guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik Se-DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh Bimas Katolik Kanwil Agama DKI Jakarta bekerja sama dengan Pusat Pastoral Samadi Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) pada tangga 31 Maret 2021. Lebih 300 peserta hadir pada rekoleksi tersebut.
Rekoleksi ini menjadi peristiwa yang sangat istimewa bagi para guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik DKI Jakarta karena beberapa hal berikut ini.
- Tema yang diusung (didalami) Semakin mengasihi, semakin terlibat, semakin menjadi berkat memberi pemahaman yang komprehensif bagi para peserta. Dan tentu pemahaman ini membentuk cara berpikir sebagai kerangka dasar bertindak (pengamalan)
- Dengan rekoleksi ini peserta memperolah spirit (semangat) dasar untuk mewujudkan dalam konteks pendidikan di sekolah dan layanan kepada binaan bagi para Penyuluh Agama Katolik
- Pemateri yang "mumpuni" (ahli) pada bidangnya dan sangat cocok dengan konteks saat ini membuat peserta sungguh terpesona. Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta; Dr. Salman Habeahan, S.Ag., MM, Pembimas Katolik Kanwil Agama DKI Jakarta; RD. Yustinus Ardianto Pr, Direktur Pusat Pastoral Samadi KAJ; dan RD. Rudy Hartono Pr, Ketua Komisi Kateketik KAJ.
Identitas Guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik: Panggilan Menuju Kesucian
Rekoleksi yang dibawakan oleh empat pemateri sangat memesona peserta. Dari awal sampai usai, semua peserta hadir dengan intensitas maksimal. Beberapa kali beberapa peserta "terlempar" dari ruang virtual karena buruknya jaringan. Namun terus berusaha masuk kendati terkadang tidak mudah. Antusiasme peserta menujukkan kualitas materi dan pemateri.Â
Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo mengajak para guru PAK, Pengawas, dan Penyuluh Agama Katolik menghidupi identitas dirinya sebagai anak Allah yang mencitrakan wajah Allah di tengah perubahan zaman.Â
Menjadi guru bukan lagi sekadar profesi melainkan panggilan hidup menuju kepada kesucian. Mengutip perkataan Paus Fransiskus dalam eksiklik "Gaudete et Exsultate" (Bersukacita dan Bergembiralah) Bapa Uskup menegaskan bahwa kesucian dicapai dengan cara yang sederhana dalam kegiatan sehari-hari.
Dengan peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran iman Katolik para guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik berkontribusi positif pada agenda pembangunan Nasional.
Para guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik dipanggilan menjadi teladan (exempla) dalam berbela rasa, berbagi melalui wadah yang ada di KAJ yaitu Badan Amal Kasih Katolik (BAKKAT). Guru PAK, Pengawas, dan Penyuluh Agama Katolik diajak menjadi misionaris-misionaris bela rasa. Inilah identitas guru PAK, Pengawas dan Penyuluh Agama Katolik DKI Jakarta.