Pertanyaan itu menjadi topik utama lomba pidato kebangsaan SMA/K se-Jakarta Barat yang dilaksanakan Minggu, 10 November 2019 di Kantor Walikota Jakarta Barat. Kegiatan lomba pidato kebangsaan ini terselenggara berkat kerja sama tiga pilar yakni Walikota Jakarta Barat Bapak Haji Rustam Effendi, Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Henky Haryadi Sik dan Bapak Dandim Kolonel Kav Valian Wicaksono Magdi.Â
Sos dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2019. Dalam kata sambutan baik Bapak Walikota, Kapolres maupun Dandim menekankan pentingnya membangun nilai-nilai kebangsaan dan menjaga keutuhan NKRI oleh generasi muda. Generasi milenial yang akan menjadi pemimpin masa depan haruslah generasi yang memiliki kecerdasan, akhlak mulia dan kemampuan bernarasi yang mampu memengaruhi kalayak berperilaku positif.
Para finalis yang terdiri dari 10 peserta dari 10 SMA/K swasta maupun negeri di Jakarta Barat menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam berpidato setelah diseleksi melalui video yang mereka kirimkan.
 Kegiatan ini digagas bukan hanya untuk memfasilitasi para pelajar menunjukkan kemampuan mereka berbicara didepan publik tetapi juga pembentukan karakter yang cinta tanah air, persatuan  melawan radikalisme, dan gaya hidup yang semakin melunturkan nilai-nilai luhur bangsa.
Ruangan lomba yang didisain sangat familiar tanpa menghilangkan kesan hari pahlawan menjadi saksi bagaimana peserta dan hadirin disuguhi nilai-nilai luhur para pejuang melalui kata sambutan tiga petinggi dari tiga pilar penyelenggara. Bangsa ini telah direbut dengan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.Â
Tidak ada kesuksesan tanpa sebuah perjuangan dan pengorbanan. Menjadi pejuang dan pahlawan generasi milenial bukannya tidak lebih mudah dibandingkan berjuang merebut kemerdekaan.Â
Jonatan Wijaya dari SMA Cinta Kasih Tzu Chi yang meraih juara pertama pada lomba ini menegaskan hal itu dalam pidatonya dengan mengutip ungkapan Ir. Sukarno "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".Â
Hal senada disampaikan oleh Kombes Pol Henky Haryadi Sik, perjuangan berat saat ini adalah melawan bahaya narkoba yang merusak  generasi muda, dan telah masuk dikalangan para pelajar. Inilah pejuang kekinian. Inilah pahlawan generasi milenial.
Melalui perlombaan pidato ini para peserta -- juga supporter-belajar banyak hal positif untuk bekal pertumbuhan menjadi generasi yang kuat dan nasionalis. Mereka belajar membangun persaudaraan dengan para peserta dari sekolah lain. Ini kentara dari moment menari bersama.Â
Dengan berpidato didepan para juri dan para hadirin, para peserta membangun kebanggan diri dan rasa percaya diri. Hal ini menjadi pondasi bagi keseksesan berikutnya. Meraih juara memang membanggakan. Namun, munculnya rasa bangga dan percaya diri karena bisa masuk finalis 10 besar jauh lebih penting dalam pembentukan karakter yang kuat.Â
Karena itu semua finalis layak diberi predikat sebagai siswa berprestasi. Rasa bangga dan percaya diri ini akan melahirkan prestasi berikutnya. Selamat dan proficiat kepada 10 finalis. Teruslah berlatih dan berlatih bicara didepan public karena ini adalah kompetensi yang sangat penting bagi seorang pemimpin. "Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar kalian menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator" ungkap Bapak Dandim Kolonel Kav Valian Wicaksono Magdi.Â