Mohon tunggu...
Bagus Bima Adi Nugraha
Bagus Bima Adi Nugraha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta dengan mengambil jurusan ilmu komunikasi

Nama saya Bagus Bima Adi Nugraha mahasiswa ilmu komunikasi Atma Jaya Yogyakarta, hobi saya bermain game serta mencari pengalaman baru, ketertarikan saya di bidang fashion dan juga konten" yang menghibur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Budaya Populer Fenomena (ARMY) dalam Pecahkan Rekor Youtube BTS

20 Juni 2023   15:54 Diperbarui: 20 Juni 2023   15:56 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat melahirkan banyak kemudahan dalam kehidupan manusia. Hadirnya internet dan beberapa platform media sosial mengantarkan umat manusia pada tatanan yang kualitas dan standar hidup yang lebih maju dari era-era sebelumnya karena mudahnya akses informasi serta hiburan yang bisa diakses oleh pengguna internet. Kemudahan yang didapatkan manusia membawa masyarakat di seluruh dunia untuk bisa terhubung tanpa batasan ruang dan juga waktu. Kemajuan teknologi informasi dan dengan dukungan media yang semakin luar membawa budaya-budaya yang ada di seluruh belahan dunia bisa tersebar dan mulai dinikmati oleh banyak masyarakat dunia yang kemudian mengarah pada budaya populer atau pop culture (Kumala, R. 2016, h.3). Budaya populer atau pop culture merupakan budaya yang dibuat untuk dikonsumsi secara massa bisa berupa film, drama, hingga musik. Budaya tersebut diciptakan atau diproduksi untuk bisa menarik perhatian dan minat masyarakat dunia karena budaya yang dibuat mengarah pada hiburan yang menyenankan. Di Indonesia K-pop yang merupakan budaya dari Korea Selatan sudah tidak asing lagi dan banyak sektor yang masuk dan menyebar dari berbagai macam media salah satunya musik. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah Korean Wave (Ika, M. 2013).

John Storey (2018,h.157) menjelaskan bahwa seseorang yang mengkonsumsi budaya populer cinderung akan memunculkan kelompok penggemar karena "penggemar merupakan salah satu bagian yang menonjol dari khalayak teks serta praktik dalam budaya pop". Di Indonesia salah satu bentuk budaya populer atau pop culture adalah masuknya Bangtan Boys atau BTS yang memiliki banyak penggemar (Ayu. 2020). Bangtan Boys atau BTS adalah sal boy band asal Korea Selatan yang memulai karirnya di tahun 2013 dan berhasil menjadi idol group nomor 1 di Korea Selatan sejak awal kemunculannya. Prestasi BTS tidak hanya sampai situ saja, berjalannya waktu membawa kepopuleran BTS semakin meluas hingga masuk ke industri musik internasional dan melahirkan banyak penggemar yang hampir tersebar di seluruh penjuru dunia. Kepopuleran BTS di iringi dengan dukungan dari ARMY yaitu fandom dari BTS yang merupakan singkatan dari Adorable Representative M.C for Youth (kapanlagi.com. 2022). Dilansir dari kompas.com (2021) BTS di hari Jumat, 21 Mei 2021 merilis single terbaru mereka dan berhasil memecahkan rekor Youtube karena ditonton hampir 19 juta kali dalam waktu 13 detik. Keberhasilan Bangtan Boys untuk mencetak rekor ini tentunya dengan basis ARMY yang mereka miliki di seluruh dunia (Riyanto, G. 2021).

Dalam laman Kapanlagi.com (2019) aada salah satu ARMY yang memberikan keterangan apa saja yang dia lakukan untuk bisa berkontribusi dalam pemecahan rekor yang berhasil dilakukan oleh BTS. Sebelum musik video dirilis maka para ARMY sudah melakukan persiapan untuk berlangsungnya streaming seperti menyediakan kuota, akun Youtube, hingga mencari tahu langkah tepat supaya streaming yang dilakukan bisa tercatat. Setelah berhasil melakukan streaming ARMY tidak hanya melakukan sekali saja melainkan terus dilakukan bahkan berganti device supaya jumlah viewers terus bertambah. Dukungan yang dilakukan penggemar BTS tidak hanya sampai itu saja. Dalam mensukseskan pemecahan rekor untuk BTS ARMY di Indonesia melalui @fundsfprBTS_ID melakukan penggalangan dana satu bulan sebelum BTS merilis lagu yang kemudian dana tersebut dialokasikan untuk mensukseskan pemecahan rekor streaming. Dari penggalangan dana yang berhasil terkumpul sebanyak tujuh juta, dana tersebut disalurkan untuk membantu teman-teman ARMY untuk membeli akun premium yang bisa digunakan untuk melakukan streaming baik Spotify, Youtube, hingga iTunes. Hal tersebut dilakukan serentak oleh para ARMY Indonesia guna mensupport idola mereka dalam berkarir. Desika Pemita (2017) dalam Liputan6.com mengatakan bahwa BTS memiliki jumlah fans yang sangat luar biasa di seluruh dunia. Dalam cuitan @btsanalytics disebutkan ada 10 negara dengan ARMY yang setia dan posisi nomor satu adalah ARMY dari Indonesia.

Storey dalam Istiqomah, A (2020) menjelaskan bahwa menurut Storey budaya populer adalah suatu budaya komersial yang tidak berdaya karena merupakan rpdosuk mengambang yang bisa dikonsumsi secara massa. Saat ini budaya populer bisa dengan mudah diamati dalam kehidupan manusia yang sebagian besar merupakan produk dari sebuah perusahaan korporasi seperi memakan makanan cepat saji hingga mendengarkan musik populer dari Korea. Fisher dan Salmon (2012) memberikan tanggapan mengenai budaya populer bahwa produk budaya pop diperkirakan berasal dari masalah yang dihadapi oleh nenek moyang seperti pola asuh, hingga hidul sosial. Umumnya budaya populer mengacu pada karya seperti gambar, narasi, hingga gagasan yang ada dalam budaya yang mainstream. Bangtan Boys yang merupakan boy group asal Korea Selatan bisa mendunia karyanya berkat kemajuan teknologi dan informasi sehingga karyanya bisa didistribusikan secara luas dan mendunia. Karya BTS yang dikenal baik dalam negeri hingga internasional tentunya mengundang ketertarikan masyarakat untuk lebih tau lagi dengan musik-musik Korea Selatan terutama K-pop. Keberhasilan BTS yang mendunia tentunya berkat karya yang dihasilkan bisa diterima oleh banyak orang bahkan disukai oleh masyarakat dunia. Tujuan BTS dalam berkarya tentunya untuk membawa keuntungan komersil baik untuk agensi maupun pribadi personel BTS namun ternyata karya yang dibawa justru menarik simpati banyak orang sehingga secara tidak langsung budaya Korea ikut tersebar di masyarakat dan menjadi populer di beberapa negara salah satunya Indonesia.

Hadirnya Bangtan Boys di blantika musik tanah air tentnunya memberikan sensasi musik baru dalam benak masyarakat Indonesia. Hadirnya BTS tentunya mendatagkan rasa ingin tahu yang lebih dalam sehingga membawa masyarakat Indonesia untuk bersikap konsumtif terhadap budaya Korea seperti dengan membeli album, merchandise, hingga tergabung dalam fanbase BTS yaitu ARMY. Para ARMY juga menggelontorkan uang untuk berdonasi dalam bergotong royong membantu BTS memecahkan rekor Youtube. ARMY di Indonesia saling berdonasi untuk mengumpulkan uang demi membantu ARMY lain yang memiliki keterbatasan dalam melakukan streaming musik video terbaru BTS. Hal-hal yang dikorbankan masyarakat Indonesia yang tergabung sebagai penggemar BTS atau ARMY dalam membantu BTS memecahkan rekor merupakan salah satu dampak dari budaya populer karena kepopuleran BTS tidak akan bisa seperti saat ini jika tidak ada ARMY. Orang-orang yang tergabung dalam ARMY tentunya memiliki ideologi yang mengarah kepada kesetiaan serta pengorbanan dan kebersamaan untuk keberhasilan BTS.

Junifer, C (2016) menjelaskan bahwa Stuart Hall (1997) telah memberikan konsep circuit of culture atau "sirkuit budaya" sebagai proses kultural yang melibatkan lima aspek yaitu aspek representasi, aspek produksi, aspek regulasi, aspek konsumsi, dan aspek identitas. BTS atau Bangtan Boys yang merupakan brand ambassador  dari Tokopedia merupakan idol grup dari Korea Selatan yang sudah mengepakkan sayapnya bahkan ke dunia internasional. Kehadiran BTS tentunya memberikan warna tersendiri bagi musik internasional. Dalam kajian circuit of culture berdasarkan hubungan yang terbentuk dari ARMY dengan BTS akan membentuk sebuah ideologi bagi para ARMY. Kehadiran ARMY dalam kesuksesan Bangtan Boys pecahkan rekor Youtube tentunya berkaitan dengan realitas yang dijalani para ARMY. Tindakan yang dilakukan ARMY dalam memberi dukungan, cara berpikir terhadap idolanya, serta tujuan yang ingin dilakukan ARMY untuk BTS tentunya merupakan bentuk dari sebuah ideologi. Seperti konsep ideologi yang dijelaskan oleh Althusser maka pemikiran para ARMY yang digunakan mereka dalam berdinamika dengan BTS adalah wujud dari ideologi yang berkembang dalam fanbase ini.

Baudrillard (dalam Barker, 2004, h.111) mejelaskan bahwa objek masyarakat konsumen bukan lagi dibeli untuk nilai guna namun sebagai komoditas dalam masyarakat yang ditandai dengan komodifikasi yang semakin meningkat. Bangtan Boys dengan segala karyanya berhasil membawa orang-orang di hampir seluruh dunia untuk bisa bergabung menjadi penggemarnya dibawah fandom ARMY. Alasan seseorang untuk menjadi fans tentunya sangatlah beragam dan tentunya dilandasi oleh konsumsi media juga informasi yang berputar di sekitar yang paling dekat karena lingkungan yang menyukai hal yang sama. Karya BTS banyak di tanyangkan dibanyak platform media seperti Youtube bahkan iklan e-commerce yang banyak muncul di layar handphone hingga televisi sehingga banyak membawa ketertarikan bagi audiens media massa.

Kesimpulan

Era teknologi telah memberikan banyak kemdahan bagi manusia untuk bisa mendapatkan akses informasi juga hiburan. Budaya populer yang disebut dengan budaya yang dibuat untuk dikonsumsi bisa berupa film hingga musik salah satunya yang tidak asing yaitu budaya K-pop. Masuknya K-pop yang dikenal dengan Korean Wave banyak dirasakan oleh masyarakat dunia salah satunya Indonesia. Dari banyaknya artis K-pop Bangtan Boys adalah salah satu yang mampu melahirkan banyak penggemar yang bernama Adorable Representative M.C. for Youth atau ARMY. Jika dilihat menggunakan teori circuit of culture hubungan yang dijalin antara BTS dengan ARMY akan membentuk ideologi bagi para ARMY. Aktifitas yang dilakukan ARMY seperti membentuk fandom, logi, hingga warna fandom merupakan wujud idologi loyalitas ARMY. Loyalitas yang diberikan para fans BTS ikut terbawa dalam kehidupan pribadi para ARMY sehingga banyak ARMY yang mendedikasikan diri untuk membantu pada sesama ARMY yang dibuktikan dengan penggalangan dana untuk membantu ARMY yang kurang mampu sehingga tetap bisa memberikan dukungan kepada idolanya. Hal-hal yang membuat seseorang mengidolakan BTS tentunya tidak jauh karena faktor konsumerisme yang didapatkan melalui media salah satunya Youtube. Para individu yang melihat BTS tentunya bisa tertarik sehingga membawa mereka untuk mengkonsumsi lebih banyak lagi konten-konten BTS. Berawal dari mengkonsumsi kemudian para ARMY bisa melakukan produksi seperti produksi ide untuk mendukung idola. Bentuk produksi yang dilakuakan ARMY adalah dengan membuat penggalangan dana demi mendapatkan jumlah penonton musik video lebih banyak.

Referensi

Ayu, A. 8 September 2020. 7 Biodata Member Bts dan Fakta Menariknya, Army

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun