Penyelenggaraan Konfrensi Asia Afrika (KAA) yang ke-60 akan diselengggarakan pada tanggal 18-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. Perhelatan besar ini sangat menguntungkan bagi bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia memiliki peran yang semakin diperhitungkan pada pergaulan internasional antarbangsa-bangsa di dunia ini. Kegiatan apa saja yang selama penyelenggaraan KAA akan mendapat sorotan dari Negara-negara lain.
Hubungan bilateral antarbangsa menjadi saling menguntungkan bagi anggota KAA. Bahkan menurut berita yang dimuat di Kompas terbit pada hari Sabtu tanggal 4 April 2015 sekitar 30 kepala negara dan pemerintahan akan turut hadir secara tertulis. Ada pula yang berada diluar kawasan lain seperti Ketua Presdium Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara Kim Yong Nam, Perdana Menteri Tiongkok Ling Keqiang, Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena.
Kesempatan yang penting ini dapat lebih memperkenalkan secara lebih luas potensi yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat dan budaya. Para tamu-tamu dari mancanegara dapat menyaksikan ragam budaya bisa dalam bentuk tari-tarian, pakaian daerah, souvenir, kerajinan tangan, patung dan lainnya.
Kerja sama bisa lebih ditingkatkan lagi dalam sektor energi. Sektor energi merupakan masih menjadi perbincangan. Negara dimana pun di dunia sangat memerlukan peranan energi baik berupa minyak, batu bara dangas. Dalam segi pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Beberapa negara peserta KAA dapat meningkatkan pertukaran antarpelajar atau antarmahsiswa/mahasiswi.
Pertukaran ini dirasakan sangat penting karena dapat memperat hubungan antarbangsa-bangsa. Apalagi di era globalisasi dirasakan semakin dirasakan seolah-olah tidak memiliki ruang batas dan waktu. Hal ini diakan berujung memperluas hubungan antarwarga, sehingga mereka dapat berkunjung ke negara-negara sahabat.
Suatu hal yang tidak kalah penting adanya perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian dan perikanan. Pada saat iklim yang kurang bersahabat, seperti musim kemarau atu musim hujan. Pada musim kemarau berkepanjangan dapat menimbulkan sawah-sawah dan kebun menjadi kering yang dapat menimbulkan gagal panen. Bagaimana dengan musim hujan bila berkepanjangan yang dapat meniimbulkan banjir. Banjir dapat merusak sawah-sawah dan kebun yang berdampak gagal panen pula. Akibat pengaruh iklim di atas dapat berdampak mengganggu ketahanan pangan yang ada dalam masyarakat.
Adanya pertemuan tersebut diharapkan persoalaan yang ditemui dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan tetap menghormati kedaulatan masing-masing.
Semoga dengan KAA ke-60 dapat berlangsung dengan berhasil dan sukses. Keberadaannya sangat diharapkan memiliki dampak yang positif di dalam lingkup negara-negara peserta maupun kawasan lain di dunia.
(Minggu, 5 April 2015, Bima Mulijarto, S.Pd, S.E, M.M)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H