Film merupakan salah satu karya seni yang disajikan sebagai hiburan yang dipertontonkan kepada masyarakat sebagai media hiburan. Dari dulu hingga sekarang film selalu menjadi salah satu opsi untuk mengisi waktu luang orang-orang ketika mereka butuh hiburan. Pergi ke bioskop merupakan hal yang akan selalu memberikan pengalaman menonton yang tak terlupakan terlebih jika kita sangat puas setelah menonton film yang menurut kita bagus, ceritanya yang menarik, dan akting dari para aktornya yang luar biasa menambah rasa kepuasan setelah keluar dari gedung bioskop.
Film yang tayang di bioskop selalu memberikan banyak pilihan maupun genre yang membuat para penonton selalu memiliki banyak pilihan untuk ditonton mulai dari genre drama, aksi, komedi, horor hingga superhero. Berbicara tentang genre superhero, saat ini genre tersebut tengah digemari oleh khalayak umum. Salah satu perusahaan buku komik yang menciptakan cerita superhero, yaitu Marvel tengah menjadi pusat perhatian di industri perfilman karena film-film live action yang mereka ciptakan selalu menarik perhatian para penonton hingga selalu meraih puncak box office setiap film-film nya dirilis. Namun apakah dengan kepopularitasan dari Marvel itu mereka menciptakan film-film berkualitas sehingga dapat menarik perhatian para penonton atau hanya sekedar menciptakan film-film dengan mengandalkan CGI saja tanpa memikirkan aspek yang lainnya untuk menarik minat penonton?Â
Hal tersebut tengah menjadi perbincangan para penikmat film dan kritikus di Hollywood sana. Mereka berdebat satu sama lain untuk membuktikan kualitas dari film-film Marvel itu sendiri. Ada yang berpendapat bahwa film-film Marvel memiliki cerita menarik dan seru karena efek visual yang diperlihatkan oleh Marvel. Ada juga yang berpendapat bahwa Marvel hanya "menjual" CGI tanpa memperhatikan alur ceritanya yang biasa-biasa saja seperti film-film superhero lainnya tanpa ada variasi cerita yang baru. Pendapat mengenai Marvel hanya menyajikan cerita yang biasa saja juga diutarakan oleh sutradara legendaris, yakni Martin Scorsese yang berpendapat bahwa Marvel tersebut seperti "taman kanak-kanak". Maksud Martin Scorsese tersebut sebenarnya hanyalah analogi dari film-film Marvel yang dapat diterima oleh semua kalangan seperti taman kanak-kanak yang dapat dikunjungi oleh semua umur dan kalangan tanpa ada batasan umur. Namun hal tersebut membuat para penggemar Marvel marah dan tidak terima, bahkan James Gunn, sutradara film Guardian of The Galaxy turut kecewa dengan pernyataan Martin Scorsese tersebut. Dia menganggap Martin Scorsese hanya mencari panggung atau "pansos" dengan pernyataannya tersebut. Sebenarnya pernyataan Martin Scorsese tersebut tidak sepenuhnya salah karena di ajang tertinggi dunia perfilman yakni Academy Award atau Oscar, film-film Marvel sangat jarang sekali memenangkan penghargaan tersebut dan hal itulah yang menjadi pertanyaan apakah film-film Marvel sudah memiliki kualitas yang tinggi untuk para kritikus di Hollywood sana.
Terlepas dari kontroversi dan perdebatan para kritikus film tentang Marvel, sebagai penonton bioskop kita seharusnya cukup mengambil hal positif dari film-film yang kita tonton.Film superhero seperti Marvel atau film dengan genre lainnya tidak akan menjadi masalah selama kita tetap bisa menikmati film yang kita tonton karena setiap orang pasti memiliki selera yang berbeda dan standar penilaian yang berbeda pula.Â
Maka dari itu alangkah lebih baiknya untuk tetap menghargai karya-karya dari industri perfilman karena mereka tentunya sudah mengeluarkan tenaga yang banyak untuk menciptakan film untuk kita tonton sebagai hiburan dan mengenai kualitas dari film itu sendiri hanya diri kita sendirilah yang mampu menilai kualitas dari film yang kita tonton tersebut.
Referensi:
https://cinemags.co.id/martin-scorsese-mengatakan-film-film-marvel-bukanlah-karya-film/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H