Mohon tunggu...
BILQIS TIRTAKAYANA
BILQIS TIRTAKAYANA Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Airlangga

Ketertarikan saya dibidang kepenulisan dan seni membawa saya untuk berkarya di beberapa media sosial, salah satunya adalah Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menuju Musim Terakhir: Menilik Mindset Pertumbuhan dalam "Haikyuu!!"

2 Juni 2024   14:06 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Haikyuu!!! The Decisive Battle at The Garbage Dump (2024) 

Surabaya - Dengan antusiasme yang membara, penikmat dunia anime bergenre olahraga bersiap menyambut rilisnya “Haikyuu!! The Movie: Decisive Battle at the Garbage Dump” pada tanggal 29 Mei 2024 di layar lebar Indonesia. Sebelumnya, hadir dengan 85 episode dan 4 OVA, karya milik Haruichi Furudate ini selalu ditunggu-tunggu kabar terbarunya. Bahkan untuk menyambut rilisnya film terbaru dari “Haikyuu!!”, salah satu channel YouTube terbaik di Asia, Ani-One Asia, melakukan siaran langsung berupa maraton “Haikyuu!!” penuh sejumlah 4 musim pada tanggal 24 Mei 2024. Tidak hanya memberikan hiburan, anime ini juga mengajarkan konsep yang diajarkan oleh Carol Dweck, yaitu mindset pertumbuhan. Menuju perilisan musim terbaru, artikel ini akan menggali bagaimana karakter “Haikyuu!!” menyampaikan motivasi dari mindset bertumbuh.

Pengembangan Karakter Utama Melalui Mindset Pertumbuhan

Shoyo Hinata, protagonis dari “Haikyuu!!” merupakan representasi dari mindset pertumbuhan. Berambisi ingin menjadi seorang pemain voli terbaik, Hinata harus menghadapi cemoohan tentang tinggi badan yang tidak ideal. Namun, Hinata pantang menyerah dan berusaha keras demi melampaui Little Giant, pemain voli legendaris dari almamater yang sama dengannya, Karasuno High School. Berbeda dengan kebanyakan protagonis, sosok Hinata dalam “Haikyuu!!” dihadirkan dengan banyak kegagalan dalam proses perkembangan karakternya.

Kegagalan Sebagai Batu Loncatan

Bermula dari kegagalan dalam pertandingan sekolah menengah pertamanya melawan Tobio Kageyama, seorang partner di SMA-nya nanti, Hinata bangkit dari keterpurukannya dengan menjadikan hal tersebut sebagai motivasi meraih kesempatan baru untuk belajar, bukan sebagai akhir dari impiannya.

Sepanjang seri, Hinata mengalami banyak perkembangan dari kerja kerasnya meliputi kecepatan, kekuatan, dan keterampilan voli dengan banyak metode belajar yang tidak biasa. Sebagai contohnya, Hinata justru belajar dari hal-hal sederhana di luar pertandingan utama, pada musim ke-4 “Haikyuu!! To The Top Bagian 1” di mana Hinata menyelinap dengan nakalnya dalam camp pelatihan di Shiratorizawa dan berujung menjadi pemungut bola atas izin pelatih Shiratorizawa, Washijou Tanji.

Transformasi Tim Karasuno: Manifestasi Mindset Pertumbuhan

Tidak hanya karakter utamanya, keseluruhan karakter dalam anime ini pun sejatinya menunjukkan perkembangan karakter yang luar biasa dengan kemampuan mereka masing-masing dalam menghadapi tekanan besar, terutama di tengah lapangan pertandingan. Setiap anggota tim, dari Daichi sampai Yamaguchi pun melalui masalah berat dalam perjalanan atlet mereka. Namun, mereka semua mampu keluar dari zona nyaman mereka seperti konsep utama mindset pertumbuhan dari Carol Dweck dengan memiliki keinginan belajar serta keterbukaan dalam penerimaan umpan balik konstruktif untuk mengembangkan dirinya. Selain perkembangan individu, “Haikyuu!!” juga menunjukkan kekuatan koordinasi tim sebagai aspek krusial dari mindset pertumbuhan.

Tim Karasuno menunjukkan perkembangan yang kompleks dengan membangun kekuatan dari dalam untuk melakukan transformasi. Transformasi tersebut adalah buah karya mindset pertumbuhan, di mana setiap anggota tim menghargai makna kerja keras, disiplin, dan sifat adaptif. Terbukti pada "Haikyuu!! To The Top Bagian 2", Tim Karasuno dapat mengalahkan Tim Inarizaki dalam pertandingan Spring Interhigh di Hari ke-2.

Dengan demikian, “Haikyuu!!” merupakan hasil karya mengesankan dari visualisasi pertumbuhan individu melalui olahraga sehingga penikmatnya dapat merasakan perubahan positif dalam memahami pembelajaran dan pertumbuhan secara intrapersonal maupun hubungan interpersonal. Tidak hanya dalam olahraga, adopsi mindset pertumbuhan mampu membuka kesempatan bagi pencapaian luar biasa lainnya dan kepuasan yang lebih besar setelah belajar dari kegagalan.

Bilqis Tirtakayana mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga, Mata Kuliah Logika dan Pemikiran Kritis PDB-70.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun