Mohon tunggu...
Bilqis RifaA
Bilqis RifaA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

bilqis rifa adilah, lahir di banyuwangi pada tanggal 23 januari 200, adalah seorang gadis yang penuh dengan semangatdan keingintahuan. bertempat tinggal di kalibaru,banyuwangi. ia kiniberstatus sebagai mahasiswa program studi manajemen pendidikan islam di UIN Khas jember. dengan hobi streaming, bilqis selalu mengikuti perkembangan terkini dalam dunia digital dan menikmati berbagai konten hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Motivasi Belajar Siswa serta Masalah Belajar dan Pembelajaran

4 Juni 2024   20:58 Diperbarui: 4 Juni 2024   21:24 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motivasi Belajar/https://kumparan.com/komunitas-sevima/meningkatkan-standar-akademik-melalui-pelatihan-eksekutif-sevima-22LC23BK3Tr

  • Motivasi Belajar Siswa
  • Definisi motivasi belajar siswa
  • Motivasi belajar, dalam pandangan Sardiman, berasal dari kata "motif", yang dicirikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan.  Motivasi belajar adalah dorongan yang mendorong orang untuk terlibat dalam kegiatan belajar dan memulai proses modifikasi perilaku yang menjamin keberlangsungan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  • Dorongan internal yang mendorong seseorang untuk memulai, melanjutkan, dan menyelesaikan tugas belajar untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dikenal sebagai motivasi belajar. Motivasi belajar melibatkan proses psikologis kompleks yang meliputi kebutuhan, minat, harapan, dan tujuan individu dalam konteks pembelajaran.
  • Hal ini mencakup faktor-faktor seperti keinginan untuk mencapai kesuksesan, rasa ingin tahu, kepuasan pribadi, dan pengakuan dari orang lain. Motivasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan belajar, pengalaman sebelumnya, dan persepsi individu terhadap nilai dan relevansi dari materi pelajaran. Dengan demikian, motivasi belajar memainkan peran kunci dalam memengaruhi tingkat keterlibatan, usaha, dan hasil belajar siswa.
  • Istilah "motivasi siswa" menggambarkan semangat, ambisi, atau kegembiraan siswa untuk belajar dan berhasil secara akademis. Minat, dorongan untuk berhasil, keyakinan diri, dan keinginan untuk belajar adalah contoh elemen internal yang dapat memotivasi siswa untuk belajar, seperti halnya faktor eksternal seperti dorongan dari orang tua, guru, dan lingkungan kelas.
  • Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh besar terhadap tingkat prestasi belajar yang mereka dapatkan. Murid yang memiliki motivasi belajar yang kuat biasanya lebih penuh perhatian, rajin, dan mau mencoba hal-hal baru. Mereka juga lebih siap untuk terus maju dalam menghadapi tantangan dan kemunduran yang berkaitan dengan pembelajaran.
  • Mengingat pentingnya motivasi belajar siswa, pendidik dan lingkungan belajar harus memainkan peran penting dalam menumbuhkan lingkungan yang menumbuhkan dan mendukung motivasi belajar siswa. peningkatan hasil belajar dapat dicapai dengan memberikan dukungan kepada siswa dari teman sekelas, orang tua, dan guru, di samping lingkungan belajar yang menarik dan menstimulasi.
  • Jenis jenis motivasi belajar siswa
  • Motivasi ekstrinsik dan instrinsik adalah dua kategori motivasi umum yang perlu dipahami dan akan dibahas dari dua sudut pandang.
  • Motivasi ekstrinsik dan intrinsik adalah dua kategori utama yang menjadi dasar motivasi belajar siswa dalam konteks pendidikan. Motivasi siswa yang berasal dari dalam diri, seperti rasa ingin tahu, dorongan untuk belajar, dan kenikmatan dalam mencapai tujuan pembelajaran, dikenal sebagai motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik, di sisi lain, berasal dari insentif dari luar, seperti hadiah, hukuman, atau pujian.
  • Motivasi ekstrinsik mengacu pada motivasi yang berasal dari sumber-sumber di luar diri seseorang, seperti insentif, pujian, atau hukuman. Individu melakukan aktivitas belajar karena ada ganjaran atau tekanan dari lingkungan eksternal. Contoh motivasi ekstrinsik adalah belajar menerima hadiah uang tunai, pujian dari orang tua atau instruktur, atau nilai yang sangat baik.
  • Motivasi yang berasal dari dalam diri dikenal sebagai motivasi intrinsik. Orang terlibat dalam kegiatan belajar karena mereka merasa puas. tertarik, atau merasa puas dengan proses belajar itu sendiri tanpa memperhatikan hadiah atau ganjaran eksternal. Contoh motivasi intrinsik adalah keinginan untuk memahami konsep baru, rasa ingin tahu yang tinggi, atau kepuasan pribadi dari pencapaian dalam belajar.
  • Tujuan Motivasi Belajar Siswa
  •             Motivasi belajar bagi siswa memiliki tujuan yang sangat penting selain memiliki niat yang baik, yang memungkinkan mereka untuk terdorong dan menyelesaikan tugas dengan akurat dan senang hati. Berikut ini adalah beberapa peran penting yang dimainkan oleh motivasi belajar bagi siswa
  • Mendorong untuk melakukan Perbuatan: Alasan utama siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar adalah motivasi mereka untuk belajar. Siswa mungkin tidak ingin belajar atau bersedia melakukannya tanpa motivasi.
  • Pengarahan Kegiatan ke Arah Tujuan: Siswa yang termotivasi untuk belajar akan lebih mampu memfokuskan kegiatan belajar mereka untuk mencapai tujuan mereka. Dengan adanya motivasi, siswa dapat fokus pada tujuan belajar mereka.
  • Menjadi Siswa yang termotivasi untuk belajar akan lebih mampu memfokuskan kegiatan belajar mereka untuk mencapai tujuan mereka.: Motivasi belajar juga berperan dalam menentukan seberapa cepat atau lambat siswa akan melakukan suatu kegiatan belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dapat belajar dengan lebih aktif dan produktif.      
  •             Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi biasanya memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi untuk belajar.  Mengembangkan kemampuan, dan mencapai tujuan belajar mereka.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar
  •             Manusia secara alamiah selalu memiliki kemauan untuk belajar. Ketika siswa termotivasi untuk mengejar pengetahuan alamiah mereka, maka pembelajaran akan terjadi dan menyeleraskan dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Pembelajaran akan terhambat jika keinginan siswa tidak terwujudMotivasi belajar adalah keinginan yang mendorong siswa untuk belajar.
  •             Salah satu proses internal yang dikenal sebagai motivasi adalah apa yang mendorong siswa untuk ingin terlibat dan fokus pada pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Dukungan orang tua dan materi yang terorganisir secara imajinatif dari guru adalah contoh variabel eksternal yang dapat memotivasi siswa, sedangkan faktor internal dapat memotivasi siswa. Selain dukungan dari orang tua, semangat siswa dalam belajar juga dapat berfungsi sebagai motivator internal jika mereka memiliki keinginan untuk belajar dari teman sebayanya. Kegiatan belajar juga menunjukkan motivasi ini.
  •             Faktor eksternal dan internal keduanya memainkan peran penting dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa. Berikut adalah beberapa poin penting yang terkait dengan faktor eksternal dan internal serta dampaknya terhadap motivasi belajar siswa:
  • Faktor Eksternal:
  • Keterlibatan Orang Tua: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keterlibatan Orang tua adalah variabel luar yang signifikan yang memiliki dampak positif terhadap motivasi siswa. Orang tua yang mendukung dan menunjukkan minat pada pendidikan anak-anak mereka dan menyediakan Motivasi siswa untuk belajar dapat ditingkatkan di rumah dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.
  • Kreativitas guru: Kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang menarik juga dapat dianggap sebagai faktor eksternal. Metode pengajaran yang kreatif dan pendekatan yang inovatif dapat menarik minat siswa dan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.
  • Lingkungan Belajar: Aspek eksternal lain yang dapat memengaruhi motivasi siswa adalah lingkungan belajar aktual dan virtual. Lingkungan belajar yang mendukung dan menstimulasi dapat menumbuhkan keterlibatan dan motivasi siswa.
  • Faktor Internal
  • Ketertarikan siswa: Faktor internal seperti minat siswa terhadap materi pelajaran dapat secara signifikan memengaruhi motivasi. Ketika siswa memiliki minat yang tulus terhadap apa yang mereka pelajari, mereka lebih cenderung termotivasi untuk terlibat dengan materi tersebut dan berkinerja baik secara akademis. 
  • Penentuan nasib sendiri: Motivasi internal yang didorong oleh penentuan nasib sendiri dan tujuan pribadi adalah faktor penting lainnya. Siswa yang memiliki rasa otonomi dan motivasi intrinsik yang kuat lebih mungkin termotivasi untuk belajar dan mencapai kesuksesan akademis. 
  • Persepsi Kompetensi: Keyakinan siswa tentang kemampuan dan kompetensi mereka sendiri dalam suatu mata pelajaran juga dapat memengaruhi motivasi mereka. Ketika siswa merasa kompeten dan mampu menguasai materi, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar dan berhasil. 
  •             Singkatnya, faktor eksternal seperti keterlibatan orang tua, kreativitas guru, dan lingkungan belajar, serta faktor internal seperti minat siswa, penentuan nasib sendiri, dan kompetensi yang dirasakan, memainkan peran penting dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dengan menangani dan memanfaatkan faktor eksternal dan internal, pendidik dan orang tua secara signifikan dapat meningkatkan dan mendukung motivasi belajar siswa. 
  • Pentingnya Motivasi Belajar 
  •             Meningkatkan hasil belajar siswa sangat bergantung pada motivasi belajar. Motivasi dapat mempengaruhi keberhasilan siswa karena adanya dorongan internal yang Memotivasi siswa untuk belajar dengan giat dan konsisten. Murid yang menunjukkan motivasi belajar yang tinggi biasanya memiliki dorongan yang kuat untuk belajar dan melakukan yang terbaik.
  •             Optimisme dalam belajar juga dapat ditingkatkan dengan motivasi belajar. di mana siswa yang termotivasi selalu yakin bahwa mereka dapat menyelesaikan setiap tugas dan memiliki keyakinan bahwa ilmu yang diperoleh akan berguna di masa depan maupun saat ini. Selain itu, Minat dan motivasi belajar siswa sangat erat kaitannya. Minat dapat menjadi faktor pendorong utama dalam proses pembelajaran karena motivasi merupakan hasil dari kebutuhan dan minat.
  •             Dalam hubungannya dengan hasil belajar, Keberhasilan siswa dalam memenuhi tujuan pembelajaran mereka mungkin bergantung pada motivasi mereka untuk belajar. Motivasi yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar dengan tekun dan menghadapi segala tuntutan serta kesulitan dalam proses belajar. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Upaya-upaya tersebut antara lain adalah memotivasi siswa untuk belajar, menetapkan tujuan yang masuk akal, memberikan penghargaan, dan memberikan bimbingan.         Dengan demikian, merangsang minat siswa untuk belajar, menetapkan ekspektasi yang masuk akal, menawarkan penghargaan, dan memberikan bimbingan. Motivasi yang tinggi akan membantu siswa yang Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan bekerja keras, tekun, dan berkonsentrasi dalam belajar.
  • Masalah Masalah Belajar dan Pembelajaran
  • Pengertian Masalah Belajar
  •             Beberapa orang mencirikan masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang lain mendefinisikannya sebagai ketika kebutuhan seseorang tidak terpenuhi. Ada yang melihatnya sebagai sesuatu yang tidak dipakai, sementara yang lain menganggapnya sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang. Apa pun yang tidak diinginkan, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri atau orang lain, yang memerlukan penyelesaian, atau kedua-duanya. Di sisi lain, pengertian psikologis berpendapat bahwa proses belajar melibatkan perubahan perilaku.
  •             Belajar pada dasarnya adalah proses modifikasi perilaku yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dasar seseorang. Di sini, "masalah belajar" mengacu pada kondisi tertentu yang dihadapi siswa yang menyulitkan proses belajar berjalan dengan lancar. yang dihadapi siswa dapat menghalangi lingkungan belajar yang produktif. Keadaan ini dapat dikaitkan dengan dirinya secara pribadi, khususnya dalam bentuk kekurangan pribadi, serta lingkungan yang tidak menguntungkan. lingkungan yang tidak cocok untuknya.
  •             Keadaan atau kesulitan yang dialami seseorang selama proses belajar dikenal sebagai kesulitan belajar, yang menghambat kemampuan individu tersebut untuk memahami, mengingat, dan mengaplikasikan materi pelajaran dengan baik. Masalah belajar dapat meliputi berbagai aspek, seperti kesulitan dalam memahami materi pelajaran, kurangnya konsentrasi, kecemasan saat belajar, kesulitan dalam mengatur waktu belajar, serta masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
  • Berbagai Jenis Masalah Belajar
  •             Berbagai jenis tantangan pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut dengan menggunakan definisi yang diberikan di atas:
  • Diskalkulia: Ketidakmampuan dalam belajar berhitung atau matematika. Ketidakmampuan belajar yang disebut diskalkulia merusak kapasitas seseorang untuk memahami dan menerapkan ide-ide matematika. Ini adalah gangguan di mana orang berjuang untuk belajar dan memahami konsep aritmatika, perhitungan, dan operasi matematika secara umum. Penderita diskalkulia mungkin kesulitan untuk mengingat pengetahuan matematika, mengidentifikasi pola, atau melakukan perhitungan dasar. Hal ini berkaitan dengan bagaimana otak menginterpretasikan informasi matematika, bukan kecerdasan.
  • Disleksia: Kesulitan dalam membaca, dengan karakteristik seperti kekeliruan mengenal kata dan kekeliruan dalam pemahaman. Ketidakmampuan belajar yang disebut disleksia mengganggu kapasitas seseorang untuk membaca, mengeja, dan memahami bahasa tertulis. Penderita disleksia mungkin mengalami kesulitan dalam mengenali huruf, korespondensi bunyi-huruf, mengingat kata secara visual, dan pemahaman struktur kalimat. Hal ini berkaitan dengan bagaimana otak menafsirkan informasi tertulis, bukan dengan kecerdasan. Individu dengan disleksia sering kali memiliki kemampuan linguistik dan berpikir kreatif yang kuat.
  • Gangguan pendengaran: Disfungsi pada alat pendengaran yang dapat mengganggu proses belajar. Ketidakmampuan untuk mendengar dengan baik, dapat berdampak pada kapasitas belajar seseorang. Individu yang mengalami gangguan pendengaran, seperti tuli sebagian atau seluruhnya, mungkin akan mengalami kesulitan untuk memahami komunikasi lisan. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan mereka untuk memahami bahasa baru, mematuhi perintah, dan terlibat secara sosial, Orang dengan gangguan pendengaran mungkin akan lebih mudah belajar dan berkomunikasi jika menggunakan alat bantu dengar atau terapi pendengaran. Untuk membantu orang dengan gangguan pendengaran mencapai potensi belajar mereka secara penuh, lingkungan belajar yang inklusif dan layanan tambahan seperti transkrip tertulis atau interpretasi bahasa isyarat dapat disediakan.
  • Gangguan penghayatan tubuh: Kesulitan memahami hubungan bagian-bagian tubuh sendiri. Ketidakmampuan belajar berkaitan dengan gangguan penginderaan tubuh, yang sering disebut sebagai gangguan sensorik atau gangguan persepsi tubuh. Hal ini berkaitan dengan ketidakmampuan atau kesulitan tubuh untuk memahami dan memproses sensasi tubuh yang diterimanya. Gangguan sensorik tubuh dapat menyulitkan seseorang untuk mengontrol gerakan mereka, mengoordinasikan otot-otot mereka, atau memahami posisi tubuh mereka dalam kaitannya dengan tubuh lainnya. Kapasitas mereka untuk menulis, menggambar, atau melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dapat terpengaruh oleh hal ini.
  • Faktor penyebab kesulitan belajar Bahasa Arab, termasuk kekurangan kognitif seperti kesulitan memahami makna bunyi wicara dan kesulitan membentuk konsep.
  • Strategi mengatasi masalah belajar dan meningkatkan motivasi belajar
  •             Penyusunan Program Pendidikan yang Berorientasi pada Motivasi, Untuk menyusun program pendidikan yang berorientasi pada motivasi, terutama bagi anak disleksia, Anda dapat mempertimbangkan beberapa strategi diantaranya adalah :
  • Menjelaskan Tujuan Belajar secara Jelas dan Terukur, Mulailah dengan memberikan pemahaman yang jelas kepada anak disleksia mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai Hal ini dapat membantu memotivasi mereka untuk belajar dengan lebih focus.
  • Memberikan Hadiah, Berikan penghargaan atau hadiah kepada anak disleksia ketika mereka berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Hadiah sederhana seperti pujian atau ucapan penyemangat dapat meningkatkan motivasi mereka.
  • Membuat Saingan/Kompetisi, Menyelenggarakan kompetisi atau memberikan tantangan kepada anak disleksia dapat memacu semangat belajar dan motivasi mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik.
  • Memberi Pujian, Berikan pujian baik secara lisan maupun nonverbal. ketika anak disleksia berhasil mencapai sesuatu. Pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri dan dorongan untuk terus belajar.
  • Memberikan Dukungan dan Perhatian: Penting bagi pendidik untuk memberikan dukungan dan perhatian khusus kepada anak disleksia dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat membantu Mereka terinspirasi untuk terus berkembang dan merasa dihargai.
  •             Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, diharapkan program pendidikan yang Anda susun dapat lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar anak disleksia dan membantu mereka mengatasi kesulitan belajar membaca.
  •             peningkatan keterlibatan orang tua, Untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka, berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
  • Komunikasi yang efektif: Orang tua harus mengembangkan jalur komunikasi yang efisien. dengan anak tentang pentingnya pendidikan dan belajar. Diskusikan tujuan belajar, harapan, dan kemajuan akademik anak secara teratur. Dengan komunikasi yang terbuka, anak akan merasa didukung dan termotivasi untuk belajar.
  • Tawarkan bantuan emosional: Orang tua harus menawarkan dukungan emosional kepada anak-anak mereka. dalam proses belajar. Berikan pujian dan pengakuan ketika anak mencapai prestasi atau mencapai target belajar mereka. Dorong mereka ketika menghadapi kesulitan dan berikan dukungan moral untuk tetap termotivasi.
  • Terlibat dalam pembelajaran anak: Orang tua dapat terlibat aktif dalam pembelajaran anak dengan memantau tugas, mendorong kebiasaan belajar yang baik, dan membantu anak dalam memahami materi pelajaran. Dengan terlibat dalam pembelajaran anak, orang tua dapat memberikan motivasi tambahan dan membantu mereka meraih kesuksesan.
  • Menciptakan rutinitas belajar: Orang tua dapat membantu anak menciptakan rutinitas belajar yang teratur. Tentukan jadwal yang konsisten untuk waktu belajar, baik di rumah maupun di luar sekolah. Pastikan ada waktu yang cukup untuk beristirahat dan bermain juga. Dengan rutinitas yang teratur, anak akan terbiasa dan termotivasi untuk belajar secara konsisten.
  • Memberikan dukungan materi: Orang tua dapat menyediakan bahan-bahan pembelajaran tambahan seperti buku, perangkat elektronik, atau sumber daya online yang relevan dengan materi pelajaran anak. Bantu anak untuk menemukan sumber belajar yang menarik dan sesuai dengan minat mereka. Dengan menyediakan dukungan materi yang relevan, anak akan merasa terdorong untuk belajar lebih lanjut.
  •                  Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, diharapkan keterlibatan orang tua lebih banyak dalam pendidikan anak-anak mereka akan membantu mereka merasa terdorong dan didukung dalam upaya akademis mereka.
  •             Penerapan Berbagai Pendekatan Pembelajaran, Memanfaatkan Berbagai Pendekatan Pembelajaran memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, Di antara strategi instruksional yang dapat digunakan adalah:
  • Student Centered Learning: Metode pendidikan yang berpusat pada siswa, di mana siswa mengambil peran aktif dalam pendidikan mereka.
  • Project Based Learning (PBL): adalah metodologi pendidikan di mana siswa mengerjakan proyek atau kegiatan untuk memecahkan masalah nyata, sehingga mengembangkan keterampilan dan pemahaman mendalam.
  • Pemecahan Masalah: Metode pembelajaran yang meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar dengan berkonsentrasi untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
  • Studi Kasus Berbantuan Modul: menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui studi kasus dan modul.
  • Aktivitas Berkelompok: Melibatkan siswa dalam kerja kelompok untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi antar siswa.
  • Pembelajaran Berbasis Teknologi: Memasukkan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang siap menghadapi masa depan.
  •             Penerapan metode pembelajaran yang beragam tidak hanya membantu siswa dalam pemahaman materi secara mendalam, tetapi juga meningkatkan keterampilan, minat belajar, dan interaksi sosial siswa. Dengan demikian, guru perlu memiliki kompetensi ketika memutuskan dan menerapkan strategi instruksional yang memenuhi persyaratan dan tujuan pembelajaran.
  •             Pemberian Dukungan Sosial dan Psikologis kepada Siswa, Dalam konteks pemberian dukungan sosial dan psikologis kepada siswa, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan:
  • Dukungan teman sebaya, guru, dan keluarga merupakan faktor penting dalam membantu siswa mencapai kesuksesan akademis.
  • Dukungan emosional, spiritual, relasional, informasional, material, dan temporal merupakan bentuk dukungan yang dapat diterima oleh siswa dalam mencapai prestasi.
  • Peran orang tua dalam Motivasi dan prestasi siswa secara signifikan dipengaruhi oleh orang tua yang responsif, mendukung secara emosional, dan tertarik pada perjalanan pendidikan anak mereka.
  • Interaksi dengan teman sebaya juga dapat membantu membangun motivasi dan pencapaian prestasi siswa.
  • Guru juga memiliki peran dalam membantu siswa mencapai prestasi akademik melalui dukungan informasional.
  • Prestasi siswa di sekolah dapat ditingkatkan, kepercayaan dapat dibangun, dan kesulitan dapat diatasi dengan bantuan sosial.                        Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, pemberian dukungan sosial dan psikologis yang tepat kepada siswa dapat membantu meningkatkan motivasi, kepercayaan diri, dan pencapaian prestasi akademik mereka.[15]
  •                Evaluasi dan Monitoring Proses Pembelajaran, Dalam konteks evaluasi dan monitoring Selama proses pembelajaran, ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan. Evaluasi proses pembelajaran bertujuan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, sedangkan monitoring proses pembelajaran dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa proses pembelajaran berjalan sejalan dengan strategi dan memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
  • Tujuan Pembelajaran: Evaluasi dan monitoring harus selaras dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini akan berguna dalam menilai sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. 
  • Metode Pembelajaran: Penting untuk mengevaluasi Strategi pengajaran yang digunakan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
  • Penggunaan Sumber Belajar: Evaluasi dan monitoring juga perlu memperhatikan penggunaan sumber belajar oleh guru dan siswa, serta sejauh mana sumber belajar tersebut mendukung proses pembelajaran.
  • Interaksi dalam Kelas: Monitoring proses pembelajaran juga mencakup pengamatan terhadap interaksi di dalam kelas, baik di antara mahasiswa maupun di antara para profesor.
  • Penggunaan Teknologi: Jika teknologi digunakan dalam proses pembelajaran, evaluasi dan monitoring juga perlu memperhatikan efektivitas penggunaan teknologi tersebut.
  •             Dengan melakukan evaluasi dan monitoring proses pembelajaran secara terencana dan berkelanjutan, dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
  • Studi Kasus
  •             Sebuah metode untuk memahami keadaan atau fenomena tertentu secara menyeluruh adalah dengan menggunakan studi kasus. Dalam hal meningkatkan motivasi belajar siswa, studi kasus dapat memberikan perspektif yang berharga mengenai taktik dan tindakan yang digunakan oleh pendidik atau lembaga pendidikan.
  •             Studi kasus dapat menjadi alat yang berguna untuk menguraikan dan memeriksa variabel-variabel yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Berikut ini adalah beberapa contoh studi kasus yang dapat dilakukan terkait dengan motivasi belajar:
  • Analisis studi kasus yang menunjukkan bagaimana sistem penghargaan digunakan di sekolah dasar untuk memotivasi siswa untuk belajar. Studi kasus ini memberikan eksplorasi tentang bagaimana memberikan penghargaan kepada siswa dapat secara efektif meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.
  • Sebuah studi kasus yang meneliti bagaimana dukungan sosial dari teman sekelas dan guru dapat meningkatkan kemauan siswa sekolah menengah untuk belajar. Studi kasus ini menunjukkan bagaimana interaksi sosial siswa dengan teman sebaya dan guru dapat memengaruhi motivasi mereka untuk belajar.
  • Sebuah studi kasus yang meneliti bagaimana lingkungan belajar di sekolah pendidikan khusus mempengaruhi motivasi siswanya. Kita dapat melihat bagaimana suasana kelas, fasilitas belajar, dan dukungan orang tua mempengaruhi motivasi belajar anak melalui studi kasus ini.
  •             Pemahaman yang lebih menyeluruh dan solusi yang lebih tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat diperoleh dengan melakukan studi kasus yang ekstensif dan menyeluruh tentang elemen-elemen yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.
  •             Studi kasus mengenai kesulitan belajar dan pembelajaran dapat memberikan informasi yang mendalam mengenai pengenalan hambatan yang harus diatasi oleh instruktur dan siswa untuk menemukan solusi yang dapat diterapkan. Sebuah ilustrasi studi kasus yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan pembelajaran dan kesulitan yang berhubungan dengan pembelajaran adalah sebagai berikut:
  • studi kasus tentang tantangan yang dihadapi siswa sekolah menengah dalam memahami topik-topik matematika. Kita dapat menemukan apa yang menyebabkan siswa kesulitan memahami konsep matematika dan taktik pembelajaran apa yang paling cocok untuk mereka dengan melihat studi kasus ini.
  • sebuah studi kasus yang merinci kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajar kelas yang beragam dengan tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Teknik mengajar yang dapat membantu pendidik dalam mengatasi kesulitan yang dihadirkan oleh kelas yang beragam dan menjamin bahwa setiap siswa dapat belajar akan dibahas dalam studi kasus ini.
  • sebuah studi kasus tentang bagaimana teknologi digunakan di dalam kelas dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi motivasi dan kinerja akademik siswa. Studi kasus ini memungkinkan analisis tentang bagaimana motivasi siswa untuk belajar dapat dipengaruhi oleh penggunaan teknologi di dalam kelas, yang mengarah pada hasil pembelajaran yang lebih baik.
  •             Studi kasus yang mendalam mengenai pembelajaran dan tantangan yang berhubungan dengan pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi solusi kreatif dan praktis yang dapat meningkatkan pembelajaran dan memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun