Negara maritim adalah sebutan bagi suatu negara yang memiliki wilayah laut lebih luas dibandingkan wilayah daratannya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan, tak heran jika Indonesia disebut sebagai negara maritim. Laut Indonesia pastinya sudah menjadi rumah bagi ribuan spesies biota laut di dalamnya. Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang kelautan. Memiliki sumber daya laut yang melimpah tidak membuat Indonesia menghasilkan produk perikanan yang berkualitas. Hal ini disebabkan tidak adanya ilmu mengenai penanganan ikan yang baik sehingga para nelayan memperlakukan ikan dengan buruk. Agaknya aneh bukan, di negara yang memiliki luas laut lebih besar dari daratannya namun masih belum dapat menjaga kualitas hasil perikanan.Â
Masalah krisisnya pemanfaatan sumber daya kelautan tidak dapat dianggap remeh. Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia menduduki posisi kedua setelah Tiongkong sebagai negara penghasil produk perikanan di dunia. Indonesia dapat memproduksi sekitar 24 juta ton per tahunnya. Produksi yang sangat besar, namun hal itu tidak diikuti dengan minat makan ikan di masyarakat. Konsumsi ikan di Indonesia termasuk rendah dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Salah satu penyebabnya adalah kualitas ikan yang disebar di pasaran lokal, hasil perikanan yang umumnya berkualitas tinggi akan di ekspor ke luar negeri sedangkan hasil perikanan dengan kualitas sedang hingga rendah disebar di pasaran Indonesia. Miris jika dilihat, masyarakat Indonesia seperti tempat pembuangan ikan yang sudah dianggap berkualitas rendah padahal merupakan hasil tangkapan dari laut Indonesia. Kualitas ikan yang buruk juga berpengaruh kepada gizi yang diterima oleh konsumen. Hal ini bertentangan dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3, pasal tersebut menegaskan bahwa bumi, air termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Jika untuk kemakmuran rakyat, bukankah seharusnya ikan yang ada di pasaran memiliki kualitas yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya kelautan belum dapat dimanfaatkan secara optimal.Â
Profesi yang berhadapan langsung dengan penjagaan kualitas ikan adalah nelayan, namun dengan alat dan kapal yang tidak memadai, penangkapan ikan di laut akan menghasilkan produk kelautan berkualitas buruk. Namun, beberapa tahun belakang ini jumlah nelayan yang di Indonesia menurun dengan cepat. Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan hanya sekitar 2,67 juta. Hal ini juga berpengaruh dalam pelestarian sumber daya kelautan.Â
Bidang perikanan menjadi salah satu aspek penting bagi Indonesia dalam menyongsong SDGs (Sustainable Development Goals) untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Bidang perikanan menjadi poin ke 14 dengan 10 target kerja yang diupayakan oleh pemerintah. Salah satu targetnya adalah dengan menyediakan akses terhadap sumber daya laut dan pasar untuk nelayan skala kecil. Target jangka panjang terjadi pada tahun 2030 yaitu meningkatkan manfaat ekonomi bagi negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang dari pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut, budidaya air, dan pariwisata yang berkelanjutan. Mahasiswa dapat berperan mewujudkan target-target untuk mewujudkan SDGs. Dalam menangani masalah konsumsi ikan sebagai mahasiswa hendaklah melakukan sebuah aksi yang dimana dapat memanfaatkan hasil perikanan yang berkualitas di Indonesia. Mahasiswa berperan sebagai penerus bangsa yang diharapkan dapat melestarikan sumber daya kelautan. Hal mudah pertama dalam mendukung bidang perikanan adalah dengan meningkatkan konsumsi ikan per minggunya. Mahasiswa diharap dapat menguasai teknik handling ikan agar memiliki nilai jual yang tinggi dan tetap menjaga kualitasnya. Yang membuat ikan berkualitas rendah maupun tinggi tergantung pegangan saat kematian ikan.
Penulis : Bilqeis Putri Sukandi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H