Pengembangan pelabuhan ini, dengan fasilitas lengkap seperti area parkir yang memadai, ruang tunggu yang nyaman, serta aksesibilitas yang mudah bagi wisatawan domestik dan internasional, akan meningkatkan pengalaman wisata sejak titik keberangkatan.
Kedua, kebutuhan transportasi yang efisien dan ramah lingkungan. Untuk mendukung perkembangan wisata, moda transportasi ke dan dari Kepulauan Seribu perlu dipertimbangkan.
Selain memperbanyak kapal ferry, perlu juga dipikirkan kapal cepat atau transportasi laut ramah lingkungan yang dapat menjangkau pulau-pulau lebih efisien.
Langkah ini akan memudahkan wisatawan mengakses Kepulauan Seribu tanpa harus menempuh perjalanan panjang dan membuat mereka lebih tertarik untuk berkunjung.
Ketiga, pembangunan fasilitas pendukung di kawasan kepulauan seribu. RK juga berencana untuk membagi dua konsep destinasi di Kepulauan Seribu: konsep ala Maldives untuk resort mewah dan konsep Disneyland yang berfokus pada wahana berbayar.
Dalam hal ini, kawasan komersil dan resort perlu memiliki fasilitas yang setara dengan standar internasional, seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, dan wahana bermain.
Selain itu, fasilitas umum seperti pusat medis, layanan keamanan, dan sistem pembuangan limbah harus diperhatikan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan bagi para wisatawan.
Kerjasama yang Dibutuhkan
Mewujudkan kawasan wisata berskala internasional di Kepulauan Seribu jelas memerlukan kolaborasi yang luas, baik di tingkat local, maupun nasional.
Ridwan Kamil perlu menggandeng berbagai pihak agar rencana ini terlaksana dengan sukses. Berikut adalah beberapa bentuk kerjasama yang diperlukan.
Pertama, kerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah. Karena Kepulauan Seribu merupakan bagian dari Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ), maka koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat sangat penting.
Dukungan dari pemerintah pusat bisa berupa penyediaan anggaran untuk infrastruktur pendukung, serta bantuan dalam regulasi yang memudahkan investor.