Debat perdana Pilkada Jakarta 2024 yang berlangsung pada Minggu, 6 Oktober 2024, memunculkan berbagai janji dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terkait isu-isu strategis.
Salah satu kelompok yang menjadi sorotan adalah generasi Z, atau Gen Z, yang mengalami berbagai tantangan, terutama terkait ketenagakerjaan.
Janji-janji dari pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono, mencakup insentif bagi Gen Z yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), penyediaan coworking space, kopi gratis bagi wirausahawan muda, dan dukungan modal usaha bagi mereka yang ingin berwirausaha.
Tulisan ini akan mengulas secara mendalam janji-janji tersebut dan menilai apakah program-program yang ditawarkan oleh Ridwan Kamil-Suswono berpotensi untuk benar-benar meningkatkan kesejahteraan Gen Z di Jakarta.
Mengingat tingginya tingkat pengangguran di kalangan Gen Z, janji-janji ini tentu menarik untuk dianalisis, terutama dalam konteks keberlanjutan, relevansi, dan implementasi kebijakan yang tepat guna.
Kondisi Ketidakpastian yang Dialami Gen Z di Jakarta
Sebelum menakar janji-janji yang disampaikan, penting untuk melihat kondisi ketenagakerjaan Gen Z di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa terdapat 22,225 persen penduduk berusia 15-24 tahun di Indonesia, termasuk di DKI Jakarta, tergolong dalam kategori NEET (Not in Employment, Education, or Training).
Angka ini menunjukkan bahwa hampir seperempat dari populasi muda di usia produktif tidak memiliki pekerjaan, tidak mengenyam pendidikan, dan tidak menjalani pelatihan.
Kondisi ini diperparah dengan ketidakpastian ekonomi yang meningkat akibat pandemi COVID-19, yang menyebabkan lonjakan PHK dan terbatasnya lapangan pekerjaan.
Gen Z yang sudah terkena PHK menghadapi tantangan yang tidak hanya terkait dengan hilangnya pendapatan, tetapi juga keterbatasan akses terhadap peluang pekerjaan baru, terutama di era digital yang serba cepat ini.