Sebagai orang tua, menghadirkan anggota baru dalam keluarga, tentu membawa kebahagiaan tersendiri. Namun, bagi anak pertama, kehadiran adik baru bisa menjadi pengalaman yang membingungkan dan mengubah rutinitas mereka.
Inilah pentingnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dalam mempersiapkan kedatangan anggota keluarga baru.
Kebetulan, kami memiliki tetangga yang sudah memiliki dua anak. Sebelum anak kedua lahir, tetangga kami tampak tidak terlalu memikirkan dampak psikologis yang mungkin dialami oleh anak pertama mereka.
Mereka tidak mengkomunikasikan kepada anak pertama bahwa ia akan memiliki seorang adik. Hal ini menyebabkan si kakak merasa bingung dan tidak siap menghadapi kehadiran adiknya.
Ketika si adik lahir, si kakak sering bertanya, "Siapa dia?"---sebuah pertanyaan sederhana yang menunjukkan ketidaksiapannya menerima anggota baru dalam keluarganya.
Dia merasa asing dengan kehadiran bayi kecil yang tiba-tiba mengambil perhatian orang tuanya. Ini memberikan pelajaran penting bagi kami bahwa peran komunikasi sangatlah krusial dalam proses ini.
Tulisan ini akan menyoroti dampak ketidaksiapan anak pertama dalam menyambut adik baru, serta strategi efektif orang tua dalam mempersiapkan anak pertama menyambut adik baru.
Dampak Ketidaksiapan Kakak: Perilaku Agresif dan Rasa Terpinggirkan
Dampak kurangnya komunikasi ini segera terlihat seiring bertambahnya usia si adik. Si kakak mulai menunjukkan perilaku agresif terhadap adiknya.
Ia sering memukul adiknya, mungkin sebagai bentuk protes karena merasa tersaingi atau diabaikan.
Hal ini tidak hanya merusak hubungan antara kakak dan adik, tetapi juga menciptakan ketegangan dalam keluarga.