Permasalahan utamanya adalah mikroplastik ini tidak hanya mengapung tak berarti di dalam air. Ikan, plankton, dan organisme air lainnya mengira partikel kecil ini sebagai makanan mereka.
Ketika mikroplastik dimakan oleh organisme-organisme ini, mereka mulai masuk ke dalam rantai makanan.
Sebagai contoh, ikan-ikan yang telah terkontaminasi oleh mikroplastik sering kali ditangkap dan dijadikan sumber makanan oleh manusia.
Artinya, manusia pun turut mengonsumsi mikroplastik yang berasal dari sungai atau laut. Ini adalah siklus yang terus berlangsung dan mengancam kesehatan seluruh ekosistem, termasuk manusia.
Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan
Kontaminasi mikroplastik tidak hanya berdampak pada organisme laut, tetapi juga pada kesehatan manusia.
Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat membawa zat-zat kimia berbahaya seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates, yang diketahui memiliki efek merugikan bagi sistem endokrin manusia.
Paparan jangka panjang terhadap zat-zat ini dapat menyebabkan gangguan hormonal, masalah reproduksi, hingga peningkatan risiko kanker.
Lebih mengerikan lagi, karena mikroplastik sulit dideteksi dan diurai, partikel-partikel ini dapat terakumulasi di dalam tubuh kita.
Para ilmuwan sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sejauh mana dampak mikroplastik pada kesehatan manusia, namun hasil awal sudah menunjukkan potensi risiko yang signifikan.
Apakah kita benar-benar ingin memasukkan zat-zat berbahaya ini ke dalam tubuh kita, hanya karena kita tidak peduli dengan cara kita mengelola sampah?
Bahaya Mikroplastik bagi Lingkungan
Selain ancaman terhadap kesehatan manusia, mikroplastik juga berdampak besar pada keseimbangan ekosistem perairan.