Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Orang Mudah Memaafkan, tetapi Sulit Melupakan?

13 Agustus 2024   09:02 Diperbarui: 13 Agustus 2024   09:11 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, melupakan melibatkan penghapusan memori emosional yang sering kali lebih kompleks. Emosi yang kuat, seperti rasa sakit atau kemarahan, dapat terukir dalam ingatan kita dan sulit dihapus.

Walaupun seseorang bisa memutuskan untuk memaafkan secara rasional, emosi yang menyertai peristiwa tersebut sering kali terus mempengaruhi cara kita merasakan dan mengingat kejadian tersebut.

Ini menyebabkan adanya ketegangan antara niat untuk melupakan dan kenyataan emosional yang lebih mendalam.

Dampak Jangka Panjang dan Kepercayaan

Dalam hubungan sosial, memaafkan sering kali merupakan langkah awal dalam memperbaiki hubungan yang rusak.

Namun, proses melupakan kesalahan yang telah terjadi bisa memakan waktu dan mungkin memerlukan upaya lebih dari sekadar niat baik.

Misalnya, seseorang mungkin memaafkan teman yang telah menyakiti hatinya, tetapi rasa sakit dari pengalaman tersebut bisa memengaruhi kepercayaannya terhadap orang tersebut dalam jangka waktu yang panjang.

Kepercayaan yang telah rusak sering kali mempengaruhi cara kita melihat hubungan di masa depan.

Meskipun kita mungkin berusaha untuk melupakan dan memperbaiki hubungan, memori tentang pelanggaran sebelumnya bisa terus memengaruhi dinamika hubungan, membuat kita lebih berhati-hati dan kurang terbuka.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun memaafkan adalah langkah penting, melupakan dan membangun kembali kepercayaan adalah proses yang lebih kompleks dan memerlukan waktu.

Faktor Psikologis dan Penanganan Trauma

Dalam konteks sosial, kesalahan atau pengkhianatan sering kali tidak hanya melibatkan perasaan pribadi, tetapi juga dapat berhubungan dengan perasaan malu atau penilaian dari orang lain.

Trauma emosional yang dihasilkan dari peristiwa tersebut dapat memiliki dampak yang mendalam pada kesejahteraan psikologis seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun