Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Alun-Alun Kota ke Istana Bogor: Menyusuri Keindahan Kota Hujan

11 Agustus 2024   21:59 Diperbarui: 30 Agustus 2024   13:48 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alun-Alun Kota Bogor | Sumber gambar: Dokpri/Billy

Kereta yang kami tumpangi dari Stasiun Depok pun tiba di Stasiun terakhir Bogor tepat pukul 11.12 WIB. Banyak penumpang yang turun hingga berdesak-desakan. 

Sebelum keluar stasiun, istri ingin menarik uang di ATM, dan saya ingin ke toilet. Maka, berpencar lah kami untuk sesaat. 

By the way, ada yang menarik perhatian saya di Stasiun Bogor ini, tempat pengecasan Handphone. Fasilitas ini tersedia gratis bagi penumpang KRL. 

Selain itu, ada fasilitas tempat sampah yang dibedakan dari jenisnya. Hal ini tentu baik karena akan mempermudah pengolahan sampah oleh petugas. 

Setelah selesai mengambil uang, kami keluar stasiun menuju Alun-Alun Kota Bogor yang letaknya tak jauh dari stasiun. Cuaca semakin panas, namun tidak membuat kami patah semangat. 

Di halaman stasiun, tampak pedagang kecil berjejeran menawarkan dagangan mereka. Pemandangan ini juga terlihat ketika kami memasuki area alun-alun kota.  Bahkan, ada juga pengamen yang berjuang untuk mencari nafkah.

Bagi kami selaku wisatawan, pemandangan semacam itu sangat menganggu.  Alun-alun kota seharusnya sebagai tempat masyarakat refreshing, bukan sebagai tempat berdagang. Karena itu, Pemkot harus tegas menertibkan para pedagang kecil dan pengamen.

Dari alun-alun, kami berjalan kaki melalui trotoar ke kawasan Istana Bogor. Perjalanan kurang lebih 15 hingga 20 menitan. 

Sebuah pemandangan segera menarik perhatian kami. Di atas trotoar, tampak para pedagang kaki lima (PKL) berjualan. Padahal, trotoarnya sempit.

Kami melewati Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor. Sayang banget kami tidak sempat mampir. Mungkin lain waktu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun