Saya berjalan mendekati pintu masuk, tampak orang-orang lalu lalang di pintu masuk Monas dengan berdesak-desakan. Ada yang keluar dan ada yang masuk.
Di dalam area Monas, saya melihat beberapa stan makanan berdiri. Pasalnya, Polri menyediakan 500 booth makanan dan minuman gratis yang dapat dinikmati oleh pengunjung.
Sayangnya, saya tidak sempat masuk ke dalam area Monas, karena harus jemput istri di PIK. Jadinya, saya amati dari luar pagar saja.
Saya coba mendekati pagar pembatas dan terkejut melihat sampah kotak makanan berserakan di taman-taman. Tampak warga dan beberapa anggota Polisi sedang duduk beristirahat di bawah pohon.
By the way, saya tidak melihat satu pun tempat sampah di dalam taman. Seandainya panitia acara menyediakan tempat sampah di tiap sudut taman, mungkin sampah bekas makanan bisa diminimalisir.
Acara-acara besar seperti ini, memang mesti disediakan banyak tempat sampah, supaya sampah-sampah tidak berserakan di taman-taman dan di jalan-jalan.
Selain itu, petugas kebersihan harus tetap stay untuk mengangkut sampah, apabila sudah penuh.
Saya mengalihkan pandangan sejenak ke langit, tampak para penerjun payung sedang atraksi. Pasalnya, ada sekitar 15 penerjun payung pada upacara perayaan HUT ke-78 Bhayangkara Polri di Monas hari ini.
Di balik kemeriahan HUT ke-78 Bhayangkara yang diselenggarakan di Monas, ada hal yang mungkin kurang mendapat perhatian media, yaitu kemacetan dan sampah.
Dari Monas, saya langsung menuju PIK I untuk menjemput istri. Justru jalanan ke PIK sepi. Padahal, biasanya macet banget, apalagi jam pulang kantor.