Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orangtua Dilarang Membandingkan Anak dengan Saudaranya, Ini Alasannya!

2 Juni 2024   23:27 Diperbarui: 2 Juni 2024   23:57 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak dibanding-bandingkan dan dituntut lebih oleh orangtuanya. (Sumber gambar: pexels.com/Monstera)

Belum lama ini, saya mengirim sebuah notebook bekas untuk kedua keponakan saya di Saparua, Maluku Tengah. Saya menitip notebook tersebut lewat sahabat saya, Nus Nahaklay, yang kebetulan datang ke Tangerang, Banten.

Keponakan saya yang paling tua berusia 13 tahun, sedangkan yang bungsu berusia 11 tahun. Keduanya merupakan remaja yang sangat cantik. Secara akademik, si bungsu memang jauh lebih unggul dari si kakak. Tidak heran, si bungsu sering dipuji oleh kedua orangtuanya, termasuk oma mereka.

Pagi tadi, saya menelpon keponakan saya untuk menanyakan apakah mereka bisa mengoperasikan notebook yang saya berikan atau tidak. Si kakak mengatakan dengan nada putus asa kalau dia belum bisa mengoperasikannya, sedangkan si bungsu dengan mengatakan dengan nada semangat kalau dia sudah bisa mengoperasikannya.

Mendengar percakapan kami, ayah mereka menyahut kalau si kakak memang tidak pingin tahu/pingin belajar mengoperasikan notebook. Berbeda dengan adiknya yang pingin tahu/pingin belajar hal baru. Di sini, sang ayah tanpa sadar telah membandingkan anak yang tua dengan anak yang bungsu.

Kisah di atas sekaligus menjadi pembelajaran berharga bagi para orangtua milenial di zaman ini. Jangan pernah membanding-bandingkan anak dengan saudaranya atau dengan anak orang lain, sebab dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak di masa depan.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas efek negatif dari perilaku membanding-bandingkan yang sengaja atau tanpa sengaja dilakukan oleh orangtua kepada anaknya.

Efeknya seperti anak menjadi tidak percaya diri, memicu perasaan iri di antara saudara, dan membuat hubungan keluarga renggang. Mari kita membahasnya satu demi satu.

1. Menjadi Tidak Percaya Diri di Masa Depan

Anak yang selalu dibanding-bandingkan dengan saudaranya entah fisiknya, kerajinannya di rumah, maupun prestasinya di sekolah akan tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri di masa depan.

Di masa depan dia akan merasa tidak pede dengan apapun yang ia lakukan. Anak menganggap kalau apapun yang ia lakukan tidak lebih baik daripada apapun yang dilakukan oleh saudaranya. Sikap membanding-bandingkan membuat anak sulit mengembangkan kemampuannya.

2. Memicu Perasaan Iri dan Benci di antara Anak

Orangtua mungkin bermaksud agar si kakak terpacu untuk meniru si adik dengan membandingkannya, tetapi tidak semua anak responsnya positif. Justru bagi sebagian anak dapat menorehkan perasaan iri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun