Kalau kulit kayu diolah jadi rempah-rempah atau obat-obatan, saya sering dengar. Tapi, kulit kayu yang diolah jadi pakaian, tas, atau dompet, jujur saya baru dengar.
Saya baru dengar atau baru tahu setelah menonton kanal YouTube Anak Pedalaman. Kanal YouTube Anak Pedalaman ini suka mengeksplorasi alam sekitar seperti hutan, pantai, bahkan desa atau pulau di Kalimantan yang tak berpenghuni.
Yang membuat saya tertarik dengan kanal YouTube Anak Pedalaman ini adalah kecintaannya pada alam dan budaya Indonesia.
Hal ini tampak dari komitmennya memungut sampah plastik di setiap wilayah yang dikunjunginya, sehingga tidak heran, konten-kontennya banyak ditonton oleh masyarakat Indonesia.
Baru-baru ini, saya menonton video terbarunya. Dia memberi judul pada video kali ini adalah "PERJALANAN MENJELAJAHI KAMPUNG YG HILANG DI PEDALAMAN HUTAN KALIMANTAN//DAYAK BASAP".
Menariknya, di video kali ini, dia ditemani oleh seorang tokoh adat Dayak Basap, Kalimantan Timur, yang bernama Pak Minggu. Pak Minggu ini merupakan juru kunci di Batu Mangkuris, Kec. Karangan.
Sebelum mereka mengeksplorasi hutan Batu Mangkuris, sang YouTuber Anak Pedalaman sempat mewawancarai Pak Minggu berkenaan dengan pakaian adat yang dipakainya saat itu.
Dengan sedikit penasaran, sang YouTuber, menanyakan pakaian apa yang dipakai oleh Pak Minggu. Lalu, Pak Minggu menjawab bahwa, pakaian yang dipakainya adalah pakaian adat Dayak Basap. Pakaian itu terbuat dari kulit kayu terap.
Setelah selesai menonton video tersebut, saya kemudian melakukan research kecil-kecilan di internet. Saya mencari informasi seputar jenis pohon terap yang disebut oleh Pak Minggu dalam video tadi.
Pohon Terap dan Manfaatnya bagi Manusia dan Lingkungan
Pohon terap atau tarap (Artocarpus odoratissimus) merupakan salah satu pohon yang tumbuh subur di Indonesia, khususnya di Kalimantan.