Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nominee Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belajar Menerima Kekalahan dengan Lapang Dada

19 Februari 2024   23:23 Diperbarui: 19 Februari 2024   23:27 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis surat. (Sumber gambar: pexels.com/Dziana Hasanbekava)

Dear Billy,

Bagaimana kabarmu? Maafkan aku baru menulis surat untukmu. Belakangan ini, aku cukup sibuk dengan pekerjaan baruku. Aku berharap dapat tetap mengabarkanmu lewat surat di sela-sela kesibukanku.

Aku menulis surat ini dari meja belajarku. Di atas meja ada handphone, secarik tisu bekas, kotak pensil, remut AC, kalender berukuran mini, dan sebuah pena tergelatak di atas mejaku.

Kamu tahu kan, aku enggak suka mejaku berantakan. Tapi, kali ini, aku sengaja membiarkannya, karena aku ingin menyelesaikan surat ini terlebih dahulu.

Cuaca di luar sangat cerah, langit biru diterangi cahaya bulan dan bintang. Suasana seperti ini, jarang kutemukan di Jakarta. Bagaimana cuaca di tempatmu, bung?

By the way, aku dengar, kamu habis ikut lomba menulis opini yang diadakan oleh Komunitas Kompasianer Jakarta dan kamu kalah, ya!

Billy, menang atau kalah, adalah sebuah kenyataan yang mesti dihadapi oleh peserta lomba. Aku salut padamu bung, karena kamu bisa menerima kekalahanmu dengan lapang dada.

Bahkan, kamu berani mengucapkan selamat kepada mereka yang memenangkan lomba -- sebuah sikap sportif yang hanya dimiliki oleh orang-orang hebat sepertimu.

Aku berharap, dari kekalahan ini, kamu belajar meningkatkan kualitas tulisanmu. Kamu dapat belajar dari teman-temanmu pemenang lomba opini. Belajar dari Kompasianer Ire Rosana Ullail, misalnya.

Menurutku, Mbak Rere orangnya welcome kok, dia nggak pelit ilmu. Silakan kamu berdiskusi dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun