Pendidikan dan karier, juga bisa menjadi senjata yang ampuh untuk ajang pencarian jodoh atau ajang lamaran. Umumnya, para orangtua bakal merestui anaknya menikah dengan pasangan yang mapan.
Saya sendiri, secara sengaja memilih untuk menunda menikah demi mengejar karier. Kan malu ya, kalau nanti pas menikah, saya tidak punya uang tabungan dan "pinjam 100 dulu". Apalagi, proses menikah direncanakan diadakankan di Jakarta. Tentu, membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
3. Ingin Melakukan Hobi
Alasan yang ketiga ini, barang kali, lebih bersifat subjektif. Artinya, tidak semua kaum millenial di masa kini melakukannya. Saya pernah secara tak sengaja menonton sebuah video camping dari seorang YouTuber asal Bali.
Dalam rekaman video tersebut, sang YouTuber menyatakan perasaan menyesal, karena tidak bisa lagi melakukan camping lebih leluasa, setelah menikah.
Itulah sebabnya, saya menunda menikah, karena ingin melakukan hobi saya sepuas-puasnya, sebelum akhirnya menikah. Sebelum menikah tahun 2022 lalu, saya sering mengoleksi buku. Hampir setiap bulan saya membeli buku, sehingga saat ini telah terkumpul lebih dari 400 judul buku di perpustakaan pribadi saya.
Setelah menikah, boleh dibilang, saya sudah jarang mengoleksi buku. Hal ini, karena kebutuhan ekonomi keluarga yang terus meningkat. Apakah saya kemudian menyesal karena sekarang sudah tidak sering mengoleksi buku? Sama sekali tidak, karena saya sudah melakukannya dulu.Â
Jadi, bepergianlah, lakukan hobi kalian sepuasnya selama masa penundaan. Jangan sampai menyesal, setelah menikah.
4. Ingin Mempererat Relasi Pacaran
Alasan terakhir, mengapa saya memilih menunda menikah adalah karena saya ingin mengenal lebih jauh pacar saya (sekarang telah menjadi istri). Bagi saya, menikah itu mudah, yang susah adalah menjalankan pernikahan. Tidak heran, banyak keluarga-keluarga millenial yang kemudian bercerai, karena tidak bisa mengatasi konflik.
Salah satu cara, agar pernikahan kita langgeng dan awet adalah dengan mempererat relasi, ketika masa pacaran. Masa pacaran adalah masa yang tepat untuk mengenal pribadi pasangan kita, mulai dari kebiasaan, sifat, hingga hobinya. Sehingga, kelak setelah masuk dalam bahtera pernikahan, kita sudah tidak kaget lagi, karena kita cukup tahu bagaimana menyikapinya.
Itu sebabnya, saya memilih pacaran selama 5 tahun. Saya kira, masa 5 tahun adalah masa yang ideal untuk mengenal seluk-beluk pasangan saya. Tentunya, waktu ini, tidak mesti kalian ikuti.Â
Kalian sendiri yang menentukan berapa lama mesti pacaran. Pokoknya, sampai yakin bahwa, kalian sudah cukup mengenal pasangan kalian, barulah memutuskan untuk menikah.