Tentu saja, perjalanan ini tidak mudah bagi para peserta Jelajah Sepeda Manado-Makasar 2014. Saya membaca beberapa orang peserta mengalami kecelakaan, karena kondisi jalan yang berkelok-kelok. Ada pula yang kecapean karena cuaca yang sangat panas.
Sulawesi memang panas banget, ini saya alami ketika berkunjung ke Palu-Poso-Beteleme sekitar tahun 2012 silam.
Meskipun kondisi jalan dan cuaca ekstrim, tidak mematahkan semangat para peserta Jelajah Sepeda Manado Makasar 2014. Kelelahan mereka juga terbayar, ketika menyaksikan panorama pesisir pantai Sulawesi dan rumah tradisional Toraja (tongkonan).
Saya yang membaca turut larut dalam keindahan alam dan budaya masyarakat Sulawesi.
Yang menarik perhatian saya adalah adanya bakti sosial yang dilakukan oleh tim Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) di beberapa daerah.
Bakti sosial yang diadakan DKK berupa pengecekan kesehatan untuk 2.000 orang, khinatan gratis untuk 100 orang, dan pembagian kacamata gratis untuk 100 orang -- sebuah kegiatan yang mulia.
Dengan demikian, bagi saya, kegiatan Jelajah Manado-Makasar dengan sepeda bukan semata-mata tentang eksplorasi alam Nusantara, tetapi sebuah kegiatan yang memanusiakan manusia melalui aksi sosial.
Maka, tidak berlebihan, apabila saya mengatakan bahwa, buku ini adalah buku terbaik yang saya beli tahun 2023 lalu.
Bagi kalian yang menyukai dunia traveling, saya sangat merekomendasikan buku Pesona Jantung Nusantara Jelajah Sepeda Manado-Makasar ini.
Percayalah, kalian gak bakal rugi membelinya kok. Saya, bahkan tertarik mengoleksi buku lain yang berjudul Dari Nol Kilometer Merajut Nusantara Jelajah Sepeda Sabang-Padang.
Nah, itu dia, sedikit ulasan mengenai buku Pesona Jantung Nusantara Jelajah Sepeda Manado Makasar. Bagaimana, kalian tertarik untuk mengoleksinya?