"Milikilah hati yang besar, hati yang bisa menerima kelebihan orang lain, hati yang bisa menikmati kelebihan orang lain, hati yang mengakui kelebihan orang lain, dan hati yang berani memuji orang lain."Â By Stephen Tong
Dear Billy,
Entah kenapa, malam ini, aku merasa tergerak untuk menulis surat kepadamu. Aku merasa perlu menasihatimu, karena aku melihat hatimu mulai melenceng. Aku melihat hatimu mulai tidak beres. Aku berharap, surat ini, tidak membuatmu tersinggung ya, Bung!
Kamu, tentu, masih ingat kisah tentang Saul dan Daud yang tercatat di dalam 1 Samuel 18:6-9. Di situ, diceritakan tentang Daud yang baru kembali dari medan perang. Dia telah berhasil mengalahkan tentara negri Filistin bernama Goliat.
Goliat adalah salah satu tentara Filistin yang paling ditakuti saat itu, karena ia memiliki tubuh yang besar dan tinggi. Tingginya enam hasta sejengkal (sekitar 3,2 m). Ketopong tembaga terpasang di kepalanya, dan ia memiliki baju zirah yang bersisik. Berat bajunya 5000 syikal tembaga (sekitar 57 kg).
Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya memanggul lembing tembaga. Berat mata tombaknya 600 syakal (sekitar 7 kg). Secara fisik dan pengalaman, Goliat lebih unggul daripada Daud. Daud sendiri masih muda dan hanya seorang gembala kambing domba biasa.
Tapi, kamu tahu kan ending ceritanya, Daud menang atas Goliat dengan sekali lemparan batu menggunakan umban (semacam katapel). Kemenangannya atas tentara Filistin itu harus diakui berkat pertolongan Tuhan dan pengalamannya menggembalakan kambing domba.
Atas kemenangannya itu, seluruh rakyat memuji Daud, katanya "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Pujian dari rakyat membuat raja Saul menjadi dengki, marah, benci, dan berencana untuk membunuh Daud.
Billy, aku sengaja menulis kisah Saul dan Daud ini, agar kamu menyadari bahwa, iri hati itu begitu jahat; begitu berbahaya. Orang yang iri tidak mungkin tidak akan mendengki. Sesudah mendengki, pasti menganggap yang didengki itu musuh, meskipun sudah banyak ditolong.
Seharusnya, raja Saul memuji Daud, karena telah membantunya mengalahkan tentara Filistin itu. Tapi, dia malah mendengki Daud karena keberhasilannya. Saul takut tahtanya jatuh pada Daud. Please, kamu jangan seperti raja Saul, ya!