Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Meminimalisir Pemanasan Global Tahun 2050 Sejak Dini

14 November 2023   01:43 Diperbarui: 14 November 2023   09:08 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meminimalisir Pemanasan Global Tahun 2050 Sejak Dini. (sumber: freepik.com)

Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (8/11/2023) kemarin, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meramalkan bakal terjadi kerentanan ketahanan pangan pada tahun 2050, akibat kenaikan suhu bumi, yang menyebabkan global water hotspot atau krisis air.

Menurut Kepala BMKG, Dwi Korita Karnawati, di Indonesia, ancaman kekeringan tidak terhindarkan, meskipun dalam pemetaan tingkat kerentanannya berada pada level menengah. Ia mengatakan kalau kenaikan suhu di Indonesia masih tergolong baik. Meski ada kenaikan, namun tidak sebesar negara-negara lain. Hal ini dikarenakan wilayah laut Indonesia lebih luas (sekitar 3.273.810 km) dibanding luas daratan (sekitar 1.919.440 km). Sehingga, dapat berperan menjadi pendingin.

Ramalan ini kiranya menjadi awasan bagi penduduk Indonesia dan perlu disikapi dengan serius. Lantas, bagaimana menyikapi ramalan BMKG ini? Berikut ini 8 tindakan sederhana yang bisa kita lakukan sejak dini, demi meminimalisir kenaikan suhu bumi pada pertengahan abad atau tahun 2050.

1. Menggunakan Transportasi Umum

Harus diakui kalau transportasi adalah sarana penunjang yang penting bagi aktivitas manusia pada masa kini. Transportasi memudahkan manusia untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.

Meskipun transportasi dapat menunjang aktivitas manusia, sektor transportasi termasuk penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua, setelah sektor industri, yakni sekitar 27% (mengacu pada laporan IESR tahun 2019).

Karenanya, disarankan agar masyarakat beralih dari menggunakan trasportasi pribadi ke transportasi umum. Atau, beralih menggunakan transportasi pribadi berbahan bakar minyak ke transportasi berbahan bakar listrik.

Transportasi listrik mobil penumpang dan sepeda motor dianggap memiliki potensi menurunkan emisi GRK. Dengan begitu dapat meminimalisir terjadinya pemanasan global di masa depan. Yuk, kita naik transportasi umum ramah lingkungan.

2. Mengelola Sampah dengan Bijak

Hampir setiap hari kita melihat sampah plastik bertebaran di pinggir jalan. Belum lagi, kalau kita ke pantai, kita akan melihat banyak sampah plastik di pinggir pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun