Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Fenomena Bunuh Diri di Kalangan Pelajar Meningkat: Waktunya Para Pendidik Peka!

20 Oktober 2023   12:16 Diperbarui: 23 Oktober 2023   01:06 2365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi remaja mengalami gangguan kesehatan mental. (sumber gambar: Pexels.com/Daniel Reche)

Kasus bunuh diri di kalangan pelajar kembali terulang. Rabu (18/10/2023) kemarin, dikabarkan bahwa seorang remaja putri berinisial NAN (16) warga Desa Karangbendo, Kecematan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Ia bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api. Di lokasi kejadian, petugas menemukan sepeda motor dan tas yang diduga milik korban.

Berdasarkan keterangan saksi mata, korban terlihat mondar-mandir di dekat rel tanpa palang pintu, sengaja menunggu kedatangan kereta api KA Eksekutif Gajayana rute Gambir-Malang. Tubuh korban terserat kereta sekitar 100 meter.

Yang bikin pilu adalah siswi salah satu SMK di Nglegok ini sempat menulis surat dan menitipkannya kepada temannya, sebelum bunuh diri. Dalam surat itu, NAN menulis jika tak sekuat orang lain.

Sementara itu, pengunggah akun Instagram @info_seputaran blitar memberikan keterangan kalau siswi tersebut dikenal pendiam dan gak neko-neko.

Satu minggu sebelum kejadian ini, seorang mahasiswi berinisial NJW (20) asal Ngaliyan, Semarang ditemukan tewas di Mall Paragon, Semarang, Jawa Tengah. Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 parkir mall.

Sebelum kejadian, mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu sempat menulis surat kepada ibunya. 

Dalam surat tersebut, korban meminta maaf kepada ibunya karena tidak sekuat seperti yang ibunya harapkan. Serta memberitahu kalau dirinya sudah mempersiapkan hadiah ulang tahun kepada ibundanya.

Kenapa mereka memilih bunuh diri diusia muda dan produkitif? Apakah beban hidup yang mereka pikul sangat berat, sehingga harus mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri? Kalau memang sangat berat, apakah tidak ada lagi cara lain untuk mengatasinya selain bunuh diri?

Sebagai tenaga pendidik, guru, mentor, orang tua rohani, sudah waktunya kita peduli pada kondisi mental anak-anak didik kita. Tanyakan tentang keluarga mereka, tanyakan masalah yang mereka alami, baik di sekolah maupun di rumah. Dengan begitu, kita tahu kondisi mereka dan lebih peka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun