Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Musim Kemarau Belum Berlalu, Harga Beras Sudah Naik: Bagaimana Tanggapan Pemerintah?

6 Oktober 2023   15:46 Diperbarui: 16 Oktober 2023   00:03 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita menghadapi dua masalah besar, luas lahan kecil dan luas lahan per kapita yang juga kecil," ujar Siswono.

Dia menjelaskan kalau luas lahan di Indonesia saat ini hanya sebesar 7,78 juta hektar (ha). Bila dihitung lahan per kapita, luas lahan di Indonesia hanya sebesar 358,5 meter persegi per kapita.

Akibat dari kecilnya lahan, pertanian di Indonesia tidak bisa berkembang. Bila ada peningkatan produksi jagung, Siswono mengatakan akan ada penurunan produksi beras. Begitu juga bila produksi tebu naik, maka ada komoditas lain yang dikorbankan seperti jagung.

Petani Indonesia pun dinilai masih banyak yang mengelola lahan kecil. Bahkan, ada beberapa petani yang tidak memiliki lahan. "Rata-rata kepemilikan lahan petani Indonesia sebesar 360 meter persegi," terangnya.

Oleh karena itu, Siswono menilai perlu ada perluasan lahan. Dia juga bilang, Indonesia perlu memperbesar program transmigrasi dengan orientasi utama pada perluasan area pertanian pangan.

Nah, ini adalah tugas Pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memperluas lahan pertanian demi terciptanya kestabilan ekonomi pangan. Perluaslah lahan pertanian bukan lahan perumahan.

Mari kita berdoa agar situasi cuaca dan ekonomi Indonesia semakian mambaik.

Terima kasih ya, sudah mampir membaca tulisan sederhana ini. Semoga mencerahkan. Sampai jumpa lagi besok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun