Mohon tunggu...
Billy Saputra
Billy Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Self Healing, Menghadapi atau Menghindari Masalah?

1 Juli 2022   22:12 Diperbarui: 1 Juli 2022   22:15 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Narasi self healing  yang sering dipromosikan dalam media sosial memiliki kecenderungan individualistik, yaitu mengembalikan sesuatu kembali ke rasa nyaman suatu individu. Penyembuhan emosional nyatanya tidak sesederhana membuat diri merasa nyaman atau senang. Menuntut individu untuk menghadapi akar dari suatu permasalahan yang dimilikinya, yang merupakan penyembuhan yang sebenarnya. Hal seperti inilah yang seringkali mendorong kita untuk keluar dari zona nyaman, dengan mengelola konflik melalui cara yang lebih baik.

Anggapan bahwa penyembuhan emosional wajib terasa nyaman dan menyenangkan justru bisa saja menghambat proses penyembuhan yang sesungguhnya. Self healing yang seringkali dijumpai pada media sosial malah terkesan dimaknai untuk mengajak seseorang lari dari pada masalah dan mengambil sikap defensif.

Self healing yang tepat seharusnya berani untuk menghadapi ketidaknyamanan, yaitu berani menghadapi bukan menghindar dari masalah yang sedang dialami. Beberapa kegiatan yang melibatkan aspek sosial memang terbukti dapat menjaga kesehatan mental, namun tidak semua kegiatan yang menyenangkan dapat diartikan sebagai self healing.

Media sosial dalam perannya mempromosikan self healing seringkali tidak tepat. Kebanyakan orang-orang yang mempromosikan self healing pada akun sosial media pribadinya berbeda dengan arti self healing sebenarnya.

Narasi self healing atau penyembuhan diri individualistis yang umumnya dipromosikan media sosial terlalu fokus pada diri sendiri dan melupakan pentingnya dukungan sosial. Kesembuhan atau pemulihan diri memang merupakan tanggung jawab masing-masing individu, tetapi prosesnya akan jauh lebih sulit atau tidak mungkin tanpa dukungan orang-orang di sekitar, sama pentingnya dengan niat dan keberanian seseorang untuk sembuh.

Benar bahwa kita memerlukan kegiatan atau aktivitas rekreasi untuk mengisi ulang energi. Namun, kita juga harus memahami bahwa self healing bukan dan tidak akan pernah menjadi pengganti dari terapi psikologis ataupun farmakologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun