Mohon tunggu...
Politik

Kenapa Kabupaten Malang memilih Nomor urut 1 dan 2?

14 Desember 2015   20:39 Diperbarui: 14 Desember 2015   20:39 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="bukti telah melakukan pemilihan"][/caption]

Pada tanggal 9 Desember 2015 kemarin rakyat Indonesia kembali merayakan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin daerah masing-masing. Begitu juga untuk masyarakat kabupaten Malang. Terdapat tiga pasangan calon Bupati Malang yang dipilih untuk menjadi Nahkoda Kabupaten yang terkenal dengan sebutan seribu pantai ini. Mereka adalah pasangan nomor urut 1 yakni Rendra Kresna-Sanusi, nomor urut 2 yakni Dewanti Rumpoko-Masrifah, dan nomor urut 3 adalah Nurcholis-M. Mufids.

Sampai saat ini belum terdapat kepastian pasangan manakah yang akan menjadi Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Malang. Namun untuk hasil hitung cepat sementara yang dilakukan LSI sampai tanggal 13 Desember pukul 13.00 WIB, pasangan Rendra Kresna-Sanusi masih menjadi unggulan nomor 1 dengan jumlah prosentase suara 52,71%, pasangan nomor urut 2 mendapatkan suara 43,31% sedangkan pasangan nomor urut 3 mendapatkan 3,9%.

Apabila kita menyingkirkan sejenak mengenai hasil hitung cepat yang menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 1 lebih unggul. Sebetulnya masyarakat kabupaten akan memilih pemimpin yang seperti apakah? Apakah seperti pasangan Rendra-Sanusi atau Dewanti-Masrifah? Sehingga mereka mendapatkan suara mayoritas?

Seperti yang telah dikatakan Rendra dalam closing statementnya saat debat publik PILKADA Kabupaten Malang “Pemimpin harusnya tahu Kabupaten Malang dan menjadi pemimpin yang tentunya menjadi panutan rakyat.” (dikutip dari Malang Times, 12-11-2015), memang Rendra Kresna telah berkecimpung dalam dunia politik Kabupaten Malang dalam waktu yang tak sebentar. Beliau pernah menjadi wakil bupati Malang selama satu periode sebelum 5 tahun menjabat menjadi Bupati selama 2010-2015. Dan selama masa jabatannya tersebut Kabupaten Malang bisa dikatakan lumayan berkembang, pariwisata semakin meningkat dan dipatenkannya Kabupaten Malang menjadi Kabupaten Seribu Pantai. Walaupun terdapat beberapa kontroversi maupun permasalahan, namun hal tersebut tak membuat nama Rendra Kresna menjadi redup. Apalagi beliau sempat menjadi Presiden Kehormatan Arema LSI. Untuk masyarakat yang kurang memiliki minat pada birokrasi politik, hal ini merupakan keuntungan bagi pasangan nomor urut 1 ini, karena calon pemilih dengan tipe seperti itu akan memilih pasangan Rendra-Sanusi, karena selama kepemimpinan Rendra selama ini terkesan ayem-ayem ae.

Sedangkan untuk pasangan Dewanti Rumpoko-Masrifah memiliki keyakinan bahwa memimpin suatu daerah tidak harus berpengalaman tapi yang punya taste atau rasa kreatifitas yang bias membangun kabupaten Malang lebih baik, kalua tidak punya kreativita akan tetap tidak ada perubahan. Dikutip dari pernyataannya saat debat PILKADA bupati Malang. Pernyataan Dewanti tidaklah salah. Karena memang pemerintahan yang ayem seperti saat kepemimpinan Rendra belum tentu merupakan hal yang baik, banyak potensi kabupaten Malang yang sangat bisa dikembangkan, apalagi bukanlah rahasia bahwa Dewanti Rumpoko merupakan istri Wali Kota Batu Eddy Rumpoko yang memimpin Kota Batu selama dua periode dan menjadikannya menjadi Kota Wisata tersohor di Indonesia. Hal ini merupakan poin plus bagi pasangan nomor urut 2, karena dapat meningkatkan suara yang berasal dari masyarakat Kabupaten Malang yang telah bosan dengan birokrasi Rendra. Namun sayangnya selama proses kampanya pasangan nomor urut 2 ini sempat melakukan pelanggaran, bahkan sempat tak menggubris panggilan Panwaslu sebanyak dua kali (Radar Malang, 20-11-2015). Bukan merupakan contoh yang baik bagi seorang calon pemimpin untuk melakukan pelanggaran, apalagi pelanggaran yang dilakukan ditujukan untuk menjadikannya seorang pemimpin. Hal ini tentu tak luput dari pandangan masyarakat. Mungkin hal ini juga yang membuat dia mendapatkan urutan kedua dalam banyaknya suara yang didapat versi Quick Count. Hal ini terjadi karena tentu masyarakat menimbang banyak hal untuk menentukkan pimpinan daerah. Rakyat yang kritis akan melihat dari berbagai sudut pandang hingga munculnya keputusan untuk memilih pemimpin tersebut.

Jadi calon manakan yang akan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Malang? Mari kita nantikan hasil yang disampaikan oleh KPU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun