Tidur adalah salah satu bentuk dari istirahat. Kita manusia dianjurkan untuk tidur selama kurang lebih 8 jam sehari. Mungkin bagi orang lain, tidur setelah sekian hari tidak cukup istirahat akan sangat menyenangkan. Tetapi tidak bagi saya. Ada saat dimana saya tidak ingin tidur setelah saya sudah sekian hari tidak istirahat cukup. Kehidupan SMA cukup melelahkan. Ada banyak tugas yang menyebabkan saya harus tidur larut malam dan kurang beristirahat. Saat SMA 2, saya sering mengalami gangguan tidur dan mengalami rasa kantuk yang berlebihan yang datang tiba-tiba, namun akan hilang setelah tidur beberapa menit tetapi akan kembali lagi. Tetapi saya berpikir mungkin itu hanya hal biasa dan hanya terjadi sesekali. Pertama-tama mungkin hanya terjadi sebulan sekali, kemudian 3 minggu sekali, kemudian 2 minggu sekali, tetapi lama kelamaan frekuensi gangguan tidur tersebut semakin bertambah. Bahkan dalam seminggu bisa terjadi 3 kali.
Gangguan tidur yang saya rasakan adalah saya sering terbangun di tengah-tengah tidur, tetapi tidak bisa bergerak dan membuka mata dan ada rasa sesak di dada serta dengung di telinga dalam durasi lebih dari 1 menit. Saat terbangun dari gangguan tidur itu, saya akan merasa pusing. Meskipun saya sudah terbangun dan mau melanjutkan tidur, hal itu kembali terjadi hingga 2-3 kali sebelum saya bisa tidur dengan nyenyak. Terkadang mata saya bisa dibuka saat badan saya tidak bisa digerakkan, tetapi akan muncul bayangan-bayangan hitam sehingga jika sering dikaitkan dengan hal mistis oleh orang lain. Namun, anehnya sleeping paralysis itu sering terjadi di hari Kamis dan Jumat malam. Karena merasa ada yang tidak beres, saya mulai melakukan browsing di internet dan akhirnya saya menemukannya.
Saya mengalami narkolepsi dan sleeping paralysis atau kelumpuhan tidur.
Dari beberapa sumber yang saya baca,penyebab sleeping paralysis dapat dilihat dari segi biologis dan segi mistis. Lebih banyak orang melihat dari segi mistis dibandingkan segi biologis. Secara segi mistis, dipercaya bahwa sleeping paralysis terjadi saat ada makhluk lain yang menimpa kita saat tidur sehingga kita tidak bisa bergerak, bersuara, dan merasa sesak. Di Indonesia, sleeping paralysis biasa disebut ketindihan setan. Dalam budaya negara-negara lain, sebutan dan kepercayaan tentang sleeping paralysis berbeda-beda (dapat dilihat di wikipedia).Â
Dari segi biologis, sleeping paralysis bisa terjadi karena kurangnya waktu tidur, kelelahan, dan adanya tekanan. Sleeping paralysis terjadi karena malfungsi REM (rapid eye movement). Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan yaitu tahap tidur masih setengah sadar, tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam, dan tahap REM dimana mimpi terjadi. Sleeping paralysis terjadi saat gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Dari tahap kedua langsung ke empat sehingga ketika otak tiba-tiba terbangun dari tahap REM, tubuh belum.
Dari sumber yang saya baca, sleeping paralysis pernah terjadi setidaknya 1 kali dalam seumur hidup seseorang dengan durasi yang kurang dari 1 menit. Jika sering terjadi dan berulang-ulang serta durasinya lebih dari 1 menit, maka sudah tergolong dalam kondisi kronis. Sleeping paralysis kronis adalah gejala dari narkolepsi.Â
Setelah membaca penyebab sleeping paralysis, saya mempercayai penyebab sleeping paralysis dari kedua segi tersebut, tetapi lebih condong ke segi biologis, karena dalam keluarga saya, hanya saya yang sering mengalami gangguan tidur ini. Saya juga mengikuti saran-saran dari internet yaitu itu mengatur pola tidur, jangan terlalu memikirkan sesuatu, dan jaga kesehatan. Menurut saya itu cukup membantu karena meskipun tidak hilang, tetapi frekuensi terjadinya sudah berkurang.
Jadi akhir kata, jagalah kesehatan dan atur waktu istirahat. Gunakan pembagian waktu yang baik. Jangan terlalu memaksakan diri. Jika ada waktu luang, gunakan untuk hal yang bermanfaat..
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H