Mohon tunggu...
Billy Maleng
Billy Maleng Mohon Tunggu... Teknisi - Biar mereka mengutuk, Engkau akan memberkati; biarlah lawan-lawanku mendapat malu, tetapi hamba-Mu ini kiranya bersukacita.

saya berpikir maka saya ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Pemilu di Desa Senang"

4 Maret 2024   17:29 Diperbarui: 4 Maret 2024   17:29 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.suaradewata.com/read/202310240003/peserta-pemilu-wajib-junjung-kedaulatan-hukum-dan-persatuan.html

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hamparan sawah hijau dan sungai yang mengalir tenang, terdapat sebuah pemukiman yang dikenal sebagai Desa Senang. Meskipun namanya menunjukkan kegembiraan, tetapi Desa Senang sebenarnya tengah dilanda kebingungan menjelang pemilihan kepala desa yang akan segera diadakan.

Ketegangan pun mulai terasa di antara warga desa. Terdapat dua kandidat yang bersaing untuk menjadi kepala desa selanjutnya: Pak Joko, seorang petani yang dikenal karena kebijaksanaannya, dan Bu Rini, seorang pedagang yang penuh semangat.

Pertempuran kampanye antara kedua kandidat semakin sengit menjelang hari pemilihan. Poster-poster besar dipasang di setiap sudut desa, sementara pendukung mereka berkeliaran dengan membawa spanduk dan megaphone untuk mendukung kandidat pilihan mereka.

Namun, di tengah keriuhan kampanye tersebut, terdapat satu warga desa yang mencuri perhatian semua orang. Namanya Pak Slamet, seorang tukang cukur yang dikenal karena kecerdasannya dan keahliannya dalam membuat lelucon. Ia memutuskan untuk menjadi kandidat kejutan dalam pemilihan kepala desa.

Pak Slamet membuat poster kampanye yang unik, dengan slogan yang lucu dan gambar dirinya yang diberi topi koboi besar sambil memegang sisir dan gunting cukur. Desa Senang pun menjadi semakin riuh saat semua orang membicarakan kandidat kejutan ini.

Hari pemilihan pun tiba. Warga desa antusias memadati tempat pemungutan suara. Mereka berbondong-bondong memasuki bilik suara dengan hati-hati memilih kandidat favorit mereka.

Setelah perhitungan suara selesai dilakukan, hasilnya mengejutkan banyak orang. Pak Joko dan Bu Rini ternyata mendapat jumlah suara yang sama, sementara Pak Slamet, sang kandidat kejutan, juga mendapatkan sejumlah suara yang signifikan.

Mendengar hasil tersebut, warga desa pun terkejut. Setelah berdiskusi panjang, mereka akhirnya mencapai kesepakatan untuk membuat Pak Joko dan Bu Rini menjadi kepala desa secara bersamaan, sementara Pak Slamet menjadi penasihat khusus dengan tanggung jawab memberikan nasihat lucu untuk menghibur warga desa.

Dari hari itu, Desa Senang menjadi terkenal tidak hanya karena keindahannya, tetapi juga karena keceriaan dan kebijaksanaan pemimpin-pemimpinnya yang unik. Pemilihan itu mengajarkan kepada mereka bahwa politik tidak selalu harus serius, tetapi juga bisa menjadi sumber hiburan dan kebahagiaan bagi semua orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun